“Sekarang juga aku masih sedih, Pak.”
"Bapakmu enggak bisa kamu bohongi seperti kamu bisa bohongi Ibumu. Sudahlah, mengaku saja. Kamu bahagia, kan?"
Di rumah, ia dibikin tambah bingung oleh ibu dan bapaknya. Sebagaimana ia bingung dan heran menatap wajahnya sendiri yang tampak bahagia setiap kali ia berkaca di cermin. Karena sumpek di rumah, ia memutuskan pergi mengunjungi kawannya.
"Kayak ada yang beda, deh, hari ini."
“Apanya, yang beda?”
“Wajah kamu.”
“Kenapa wajahku?”
“Kelihatan bahagia.”
"Apaan, sih! Aku lagi jengkel hari ini."
"Enggak usah mengelak begitu. Kamu bahagia, kan?"
"Ampun, deh!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!