Setelah rapat berakhir. Aku pulang, seperti biasa, aku menaiki angkot warna kuning. Tak ada penumpang satu pun di angkot itu, kecuali Aku. Musik yang dipasang oleh sopir angkot, sangat relate dengan apa yang kurasakan saat ini.Â
Ifan, mengirim sebuah pesan whatsapp kepadaku.Â
"Zahra, kamu mau gak nyelesain  masalah ini?" Tanyanya.Â
"Maksudnya?" Kataku.
"Kita selesaikan masala ini secara baik-baik. Â Supaya kamu gak ngulang tahun depan" ucapnya.Â
"Caranya?"Â
"Besok kamu ikut aku, kita ketemu di kampus" ujarnya. Â
"Mau ngapain?" Kataku.Â
"Kamu minta maaf sama dosen itu. "Â
Blukkk... rasa-rasanya Ifan, sekarang juga sama seperti yang lain. Sama-sama meganggapku bersalah. Aku kira dia mendukungku. Aku kira dia percaya, kalau apa yang kubilang itu adalah benar. Tapi ternyata. Dia sama saia seperti yang lain. Aku mengirim emoji menangis. Lalu kubilang:
"Berarti kamu nganggap aku bersalah kan Fan" kataku.Â