"Tidak seperti biasanya ya, hal sepele tampaknya tidak akan sampai membuat kamu begitu, sangat tidak mungkin saya kira"
"Tidak terlalu sepele juga sih Yai"
Lewat pendekatan yang bijak dan tak dapat dijelaskan dengan pasti, namun sedikit demi sedikit Dede mulai mau menceritakan perihal kegundahan hatinya selama ini. Cerita yang sebenarnya tentang keresahan Dede kemudian mulai terungkap.
"Oh jadi begitu ya De yang jadi beban pikiranmu"
"Kurang lebih itu Yai, saya sebetulnya senang kalau Wahyu, Ical, dan kaum pro lainnya mulai bisa menemukan akhwat yang bisa menjadi pasangannya, tapi saya cukup khawatir perjuangan ini menjadi kekurangan amunisi"
"Sudah kah kamu lihat dampaknya menjadi begitu?"
"Tidak sih Yai" Jawab Dede ragu
"Nah, yang terpenting bahwa perjuangan masih berada dalam relnya, kita hanya perlu saling mendoakan agar semua perjuangan tetap berlanjut dan masing-masing dari kita diberi kemudahan dan kebahagiaan, bagaimana bentuknya, itu teserah yang kuasa, kita hanya perlu mensyukuri pemberiannya, dan untuk nikmat teman-teman seperjuangan, kita tentulah perlu pula bergembira atasnya. Oleh karena itu jangan merasa sendiri dan ditinggalkan, mereka tetap ada dan bersama bagaimanapun kondisinya, itulah makna perjuangan yang hakiki, tenang saja".
To be continued!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H