Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: The Last Man Standing of Ikhwan Mistis Proletar

4 Juli 2020   18:45 Diperbarui: 4 Juli 2020   18:40 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tidak seperti biasanya ya, hal sepele tampaknya tidak akan sampai membuat kamu begitu, sangat tidak mungkin saya kira"

"Tidak terlalu sepele juga sih Yai"

Lewat pendekatan yang bijak dan tak dapat dijelaskan dengan pasti, namun sedikit demi sedikit Dede mulai mau menceritakan perihal kegundahan hatinya selama ini. Cerita yang sebenarnya tentang keresahan Dede kemudian mulai terungkap.

"Oh jadi begitu ya De yang jadi beban pikiranmu"

"Kurang lebih itu Yai, saya sebetulnya senang kalau Wahyu, Ical, dan kaum pro lainnya mulai bisa menemukan akhwat yang bisa menjadi pasangannya, tapi saya cukup khawatir perjuangan ini menjadi kekurangan amunisi"

"Sudah kah kamu lihat dampaknya menjadi begitu?"

"Tidak sih Yai" Jawab Dede ragu

"Nah, yang terpenting bahwa perjuangan masih berada dalam relnya, kita hanya perlu saling mendoakan agar semua perjuangan tetap berlanjut dan masing-masing dari kita diberi kemudahan dan kebahagiaan, bagaimana bentuknya, itu teserah yang kuasa, kita hanya perlu mensyukuri pemberiannya, dan untuk nikmat teman-teman seperjuangan, kita tentulah perlu pula bergembira atasnya. Oleh karena itu jangan merasa sendiri dan ditinggalkan, mereka tetap ada dan bersama bagaimanapun kondisinya, itulah makna perjuangan yang hakiki, tenang saja".

To be continued!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun