"Kenapa De ko belakangan ini lu murung, lagi ada masalah apa?"
Dede tak lantas menjawab, ia membuka roti yang sudah dibelinya dan kemudian melahapnya dengan pasti. Izal tak segera mengulang pertanyaannya, ia melihat Dede memakan rotinya dengan lemah, kunyahannya tidak kuat, seolah gigi gerahamnya tak lagi ada. Bahkan ketika makan pun mulutnya lebih sering terkatup. Kecurigaan Izal bahwa Dede sedang tidak baik-baik saja lewat kejadian ini seolah tak dapat dibantah lagi.
Ketika seluruh roti telah tandas dilahap Dede, Izal masih belum berani mengulang kembali pertanyaannya sampai Dede menyeruput kopinya sebagai tanda melowongkan tenggorokannya dari sisa makanan. Saat tangan Dede menggenggam cangkir kopi dan meminumnya, beberapa detik kemudian Izal kembali mengulang pertanyannya
 "Kenapa De ko belakangan ini lu murung, lagi ada masalah apa?" Tanya Izal pelan.
"Nggak ada apa-apa" Jawab Dede sambil tertunduk.
"Gua liat beberapa hari ini lu kaya murung gitu"
Raut wajah Dede menampakan ekspresi kurang nyaman, kemudian menjawab "Aman ko Zal, cuma masalah sepele, bisa gua tanganin"
Kata "aman" yang keluar dari mulut Dede cukup aneh dan membuat Izal bertanya-tanya dalam hati, apa makna aman yang dimaksud oleh Dede.
"Oh gitu De" Kata Izal "Tapi kalo ada apa-apa cerita aja De, barangkali gua bisa bantu"
Tak lama setelah susu yang dipesan Izal datang pada saat yang bersamaan pula ponselnya berdering
"Halo Zal, dimana?"