Mohon tunggu...
Tri Rahayu ( Mbak Lily)
Tri Rahayu ( Mbak Lily) Mohon Tunggu... Freelancer - Frelance writer

Penulis lepas, konten creator

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Robohnya Atap Tua Ruang Kelas di Madrasah

6 Januari 2025   19:55 Diperbarui: 6 Januari 2025   19:55 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Pagi itu, Dina memakai gaun lengan pendek berwarna kuning keemasan. Gaun itu terlihat pas di tubuh Dina meskipun kalau di lihat dari dekat, jelas sekali sedikit kesempitan. Bu Saraswati mengambil kedua tali gaun pada pinggang Dina lantas mengikatnya ke belakang.


"Ibu, Dina pakai bedak ini juga?"


Bu Saraswati lantas membalurkan bedak bayi ke wajah Dina lalu membuka tutup minyak kayu putih dan mengusapkan ke perut Dina.


"Ibu, kalau Dina ikut ke kantor Bapak berarti nggak bisa bareng sama Sasti ke Darma wanita?"


"Kamu ikut Bapak saja ya!" Kata Bu Saraswati membujuk sang putri sulung.
Dina mengambil sarapan yang sudah di siapkan Bu Saraswati di meja makan. Sepiring nasi dan telur mata sapi. Dina makan dengan lahap sekali. Meskipun mereka bukanlah keluarga yang sangat kaya, namun keluarga Pak Gunarto dan Bu Saraswati terbilang cukup harmonis dan tak kekurangan materi. Kedua anak mereka tumbuh dengan sehat dan aktif.

 Dina belajar di TK Nol Besar, usianya enam tahun. Sedangkan adiknya Sasti berusia 4 tahun. Pak Gunarto tidak memasukkan Sasti ke PAUD. Mereka tak terlalu memaksakan anak mereka untuk belajar dini. Setiap harinya Bu Saraswati menemani Sasti bermain di pusat komplek bermain anak di dekat Balai RW komplek perumahan. Pak Gunarto tinggal di komplek itu dengan mencicil KPR. Banyak tetangga komplek juga mencicil rumah mereka dengan sistem KPR.


Pak Gunarto pagi itu mengenakan kemeja batiknya juga bawahan celana panjang warna hitam. Ia tengah mengambil helm dan jaket kulit.


"Dina ayo kita berangkat sekarang!" Pak Gunarto sedang memanaskan mesin motor. Sasti yang mendengar suara motor lantas berlari keluar melewati garasi motor. Anak itu melihat kakaknya yang melangkah naik ke motor.


"Mbak Dina, aku ikut!" Teriak Sasti. Anak itu mengucek matanya lalu menghentakkan kakinya ke lantai. Sasti mendekat pada kakaknya lalu menowel tangan kanan kakaknya.


"Sasti ikut ya Mbak. Mbak mau kemana?" Tangis Sasti semakin menjadi. Pak Gunarto lantas mematikan mesin motor.


"Mbak Sasti mau ikut Bapak ke kantor!" Kata Pak Gunarto." Sekarang Sasti mandi! Habis itu ikut ibu arisan Darma Wanita di dekat kantor Bapak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun