Teori etika yang menyatakan bahwa tindakan atau kebijakan yang benar adalah yang menghasilkan manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Dengan kata lain, prinsip dasar utilitarianisme adalah "the greatest happiness for the greatest number" (kebahagiaan terbesar untuk jumlah orang terbanyak).
5. Pemikiran Emile Durkheim dan Ibnu Khaldun
A. mile Durkheim (1858--1917)Â Seorang sosiolog Prancis yang dikenal sebagai salah satu pendiri utama ilmu sosiologi modern. Salah satu pemikirannya yang ia kemukakan adalah tentang solidaritas sosial. Durkheim menjelaskan bagaimana masyarakat tetap kohesif melalui dua jenis solidaritas:
Solidaritas Mekanik: Terjadi dalam masyarakat tradisional di mana individu memiliki peran yang serupa, seperti dalam masyarakat agraris.
Solidaritas Organik: Terjadi dalam masyarakat modern yang kompleks di mana individu memiliki peran berbeda tetapi saling bergantung.
b. Ibnu Khaldun (1332--1406)Â Â Seorang sejarawan, filsuf, dan sosiolog Muslim yang dianggap sebagai salah satu pemikir terbesar dalam sejarah Islam. Ia dikenal melalui karyanya Muqaddimah. Konsep solidaritas sosial Ibnu Khaldun ialah konsep Ashabiyyah. Asabiyyah adalah ikatan sosial yang menghubungkan anggota kelompok, seperti keluarga, suku, atau bangsa.
Menurutnya, asabiyyah menjadi kekuatan pendorong di balik pembentukan dan kejayaan suatu peradaban. Namun, seiring waktu, asabiyyah melemah ketika masyarakat menjadi lebih makmur dan terpecah, yang pada akhirnya menyebabkan kehancuran peradaban.
6. Pemikiran Max Weber dan H. L. A Hart
A. Max Weber (1864-1920)    Seorang sosiolog, filsuf,dan ekonom politik asal Jerman yang dikenal sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam ilmu sosial modern. Karya-karyanya mencakup berbagai bidang seperti birokrasi, agama,hukum, serta hubungan antara kekuasaan dan ekonomi.
Pemikiran Weber yang paling terkenal adalah Etika protestan dan kapitalisme ( The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism). Weber berargumen bahwa etika Protestan, khususnya yang berkembang dalam tradisi Calvinisme, berperan penting dalam memfasilitasi munculnya kapitalisme modern di Eropa Barat.
Menurut Weber, nilai-nilai seperti kerja keras, disiplin, dan rasionalitas dalam kehidupan ekonomi yang diajarkan oleh Protestan berkontribusi pada pengembangan kapitalisme modern.  Â