"Aku juga bisa saja meninggalkanmu dari awal kutahu tentang busukmu. Aku bisa saja mengubur semua kenangan kita. Lebih dalam, lebih jauh dari apa yang kau kira. Hanya saja aku tak mau aku menderita, kau juga menderita. Karena kau tahu sendiri aku mencintaimu. Â Waktu itu aku iba dengan diriku sendiri. Karena ketika aku harus meninggalkan, aku juga harus siap ditinggalkan."
"Salahku lagi ketika kau memutuskan untuk berpaling.  Bukan  salah kau atau dia yang membuat kau tergoda. Salahku yang tidak bisa membuatmu betah lebih lama denganku. Salahku yang tidak membentengi hubungan kita dengan kuat."
"Kau harus tahu. Meski bukan dari aku. Kupastikan kau tetap akan tahu rasanya sebuah penghianatan, ditinggalkan, dikecewakan, ditarik ulur hatimu, dilukai, dan dirusak kepercayaanmu."
"Kau tidak perlu keras menolaknya, karena yang kutahu semua yang dilakukan selalu ada pembalasan. Dan memang, semua itu akan berjalan seperti seharusnya."
"Bisa saja aku melakukan hal yang sama kepadamu, tapi tidak. Terima kasih. Yang kau harus tahu, kau hanya sedang menciptakan hal yang serupa, untuk dirimu sendiri.
Begitula hati dan pikiran Nindi berkolaborasi menciptakan kondisi yang semakin mencekik dirinya sendiri, setelah bertengkar hebat dengan Abi. Tak sesekali air matanya keluar melihat perbuatan Abi yang begitu menggores luka dihati.Â
"Wee"Â
"Nindi"Â
"Nindi cadeeeeeelllll"Â
ReadÂ
"Ninndi"