Mohon tunggu...
Rafika Miatul S.
Rafika Miatul S. Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Redup lalu Menemukan

6 Desember 2018   13:38 Diperbarui: 6 Desember 2018   14:26 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kamu gak dimarahin Ibu pulang jam sepuluh gini Nin?" 

"Kan udah izin bego" Merekapun menuju parkiran. 

"Nin nih pake jaketku. Dingin, kasian kamu ntar masuk angin. Jangan angin yang masuk. Biar aku saja yang masuk di hatimu." 

Suasana makin terasa dingin setelah Rama mengungkapkan kode-kode itu. Nindi merasa debar-debar tak karuan. Ada rasa yang mengganjal. Hatinya menegaskan ia jatuh cinta kepada Rama. Diam-diam detak jantung Rama tak kalah kencang dengan Nindi." 

Di tengah perjalanan Rama tahu Nindi sedang mengantuk. Rama melepas stang motor kirinya, lalu diraihnya tangan Nindi untuk dilingkarkan di tubuhnya. Sontak Nindi terkejut, Nindi dan Rama merasa semakin debar-debar asmara. 

"Kok kaget Nin, gak usah sok malu deh, padahal mau" begitu ucap Rama

Karena mengantuk Nindi membiarkan tanganya melingkar di tubuh Rama. Anginya semakin kencang terasa, Nindi semakin erat pula dengan posisi tangan yang memeluk Rama dan disandarkan kepalanya di bahu belakang Rama. Malam itu . pertama kali Rama dipeluk seorang perempuan yang juga baru pertama kali memeluk seorang laki-laki. Jantung mereka seakan telah jatuh. "pelukan" iya pelukan pertama. 

Rama mencuri-curi pandang dari kaca spion motornya. Melihat Nindi yang bisa tertidur lelap di atas motor begitu saja. Ternyata Nindi semanis itu saat terlelap. Rama melirik dari kaca spion, Rama tersenyum tipis, ia memegang tangan Nindi dengan erat lalu mengusap kepala Nindi yang disandarkan di bahu belakang sebelah kiri Rama. "Sayang" itu yang terucap di mulut Rama dengan pelan. 

"Nin, udah mau sampai nih" 

Nindi mendengar ucapan Rama, ia kaget dengan tangannya begitu erat memeluk Rama. Nindi perlahan mengangkat wajahnya dari bahu Rama, dan melepaskan pelukannya. Nindi merasa malu. 

Sebelum tangan Nindi seluruhnya lepas dari pelukan Rama, Rama kembali menarik tangan-tangan itu kembali ke posisi semula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun