Mohon tunggu...
Nga Usah Tahu
Nga Usah Tahu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Penerus

15 Maret 2012   09:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:01 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah taman kanak - kanak, daerah ibu kota

"coba sekarang, siapa yang mau ke depan?" tanya ibu guru. "Iya, Fathul.."

"iya, ibu.."

Dan si anak pun berdiri didepan kelas

"nah.. Fathul.. coba ceritakan cita - cita kamu kalau sudah besar?"

"Fathul ingin kaya Rasulullah ibu..."

"hahahaha" tawa anak sekelas melihat cita - cita Fathul. Saat kecil bayangan cita - cita tidaklah serumit Fathul, mayoritas ingin jadi pilot, dokter dan hal yang bersifat mudah dimengerti lainnya. Menjadi seperti Rasulullah adalah sebuah cita - cita yang tidak terbayangkan, dari bagaimana caranya dan kapan. Namun meski demikian Fathul tetap pada cita - citanya.

"..." Fathul hanya terdiam

"sudah tenang-tenang"

Fathul pun tumbuh dan berkembang menjadi seorang pemuda remaja, kini dia memasuki masa remajanya di sebuah Sekolah Menengah Negeri. Suatu ketika dia ikut seleksi masuk keorganisasian di sekolah, diantaranya kerohisan, osis, dan karya ilmiah remaja (KIR). Dari ketiganya, dia tidak masuk satu diantaranya.

"maaf ya, kamu tidak lulus dalam tahap wawancara" jawab salah satu pewawancara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun