“Apa yang kamu lihat?” tanya seseorang pada Citra.
“Itu loh, ada tetangga baru. Tampaknya mereka belum selesai pindahan,” sahut Citra, tetapi tatapan matanya seperti sedang mencari sesuatu.
“Tapi, kamu seperti sedang mencari seseorang,” sahut suara itu.
Citra langsung menoleh ke arah suara itu ketika menyadari bahwa suara itu bukan milik anggota keluarganya. Dia melihat pemuda yang ditemuinya kemarin, pemuda yang dicarinya sejak tadi sewaktu mengintip dari balik tembok. Citra tertegun sejenak, jantungnya berdegup kencang saat melihat pemuda itu tersenyum.
Citra tersadar dari lamunannya.
“Sana pergi! Kamu sudah masuk ke halaman orang tanpa izin! Kamu pasti akan dimarahi sama bos kamu jika waktunya bekerja malah bermain-main,” kata Citra sambil mendorong pemuda itu. Pemuda itu tersenyum karena Citra tidak benar-benar mendorongnya.
“Kamu juga mengintip ke rumah sebelah tanpa izin, kok,” sahut pemuda itu sambil tertawa dan berjalan keluar dari halaman rumah Citra.
Citra segera menutup pintu pagar dan menguncinya.
“Besok aku masih pindah-pindah barang loh, kamu bisa main kemari!” pemuda itu berseru sebelum Citra masuk ke dalam rumah.
Kemudian dia langsung masuk ke dalam rumah dengan terburu-buru. Setelah menutup pintu, Citra malah tersenyum. Hatinya senang karena bisa bertemu pemuda itu lagi.
Hari ketiga.