Mohon tunggu...
Putri Prastiwi
Putri Prastiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Program Studi (S1) Ilmu Hukum

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nafsu Sesaat Membunuh Ayah dan Saudara Kembar

29 Desember 2021   10:30 Diperbarui: 29 Desember 2021   10:50 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            “ YaAllah, Ryn. Adikmu kenapa?” tangis Ibu pecah melihat keadaan Elyna yang mengenaskan.

            “Sabar, Bu. Elyna pasti baik-baik saja. Sekarang Ibu istirahat, biar Ryna aja yg jagain Lyna, Bu” tenang Eryna sembari memeluk lembut sang Ibu dan memapahnya menuju kamar.

Setelah kembali dari kamar sang Ibu.

            “Apa benar? makhluk tadi yang membuat adikku seperti ini?” bingung Eryna sembari mengelus surai hitam sang adik. Tanpa disadari, Ayahnya mendengar ucapan Eryna dari balik pintu kamar Elyna

            “Ouh…Tuhan…ternyata benar, Eryna bisa melihat makhluk-makhluk itu” terkejut Ayah, lalu ia berpaling, tidak jadi masuk ke kamar Elyna. “Kenapa harus dengan keturunanku si Kembar, aku belum siap Ya Tuhan” rintih sang Ayah menempelkan punggungnya ketembok dan semakin lama terduduk dengan melipatkan tangan diatas lutut, Ayah menangis tanpa suara sejadi-jadinya.

            “baik, Aku akan menjaga si Kembar walau harus nyawa jadi taruhannya” tegas Ayah sembari berdiri dan menyeka air matanya.

Keesokan harinya, “akh!” rintih Elyna yang membangunkan kakaknya.

            “Ada apa, Lyn? Mana yang sakit? Cepet bilang” khawatir Ryna dengan meraba-raba tubuh adiknya, agar menemukan bagian mana yang sakit.

            “Apa sih Ryn! Ga usah ya pegang-pegang. Aku udah sembuh, mending kamu balik ke kamar mu sendiri. Aku mau siap-siap sekolah” ketus Elyna dengan menghempas tangan kakaknya itu. Eryna masih mematung tanpa berkilat sedikit pun, mengamati secara saksama apa yang sebenarnya terjadi

            “Aku bilang keluar, ya keluar, Ryn” tegas Elyna dengan mata yang sedikit mengancam.

            “Eryna! Ke-lu-ar!” Sentak Elyna dengan menekan setiap suku kata, tapi, ia tidak begeming sedikit pun dari tempatnya berdiri. Malah Eryna gantian menatap tajam Elyna, yang dihadiahi acuhan dari sang adik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun