Pengambilan keputusan terprogram, yaitu pembuatan keputusan dapat dilakukan dengan menggunakan standar prosedur operasi rutin. Cirinya adalah:
Problemnya terstruktur, sederhana dan informasinya tersedia lengkap.
Problem dan proses pembuatan keputusannya sudah berulang-ulang terjadi sehingga sudah dapat diperhitungkan dan mempunyai pengalaman menyelesaikannya.
Organisasi sudah mempunyai prosedur operasi standar, peraturan dan kebijakan untuk membuat keputusan.
Pengambilan keputusan tidak terprogram ialah pengambilan keputusan yang problemnya unik, belum pernah terjadi. Informasi mengenai problem belum tersedia atau sedikit, peraturan, kebijakan, prosedur operasi standar untuk membuat keputusan yang belum ada. (Wirawan, 2014:556).
Gaya Pengambilan keputusan
Dalam membuat keputusan pemimpin/manajer menggunakan gaya pengambilan keputusan. Menurut Robert dan Angelo (2007) gaya pengambilan keputusan merupakan kombinasi mengenai bagaimana individu mempresepsikan dan memahami stimuli dan cara umum dimana ia memilih untuk informasi. Peneliti mengembangkan suatu model gaya pengambilan keputusan dalam dua dimensi:
Orientasi nilai yaitu seberapa tinggi pengambilan keputusan memfokuskan diri pada memerhatikan tugas dan teknik atau memerhatikan orang dan masyarkakat ketika mengambil keputusan.
Toleransi kepada ambiguitas adalah seberapa tinggi kebutuhan untuk struktur atau kontrol dalam hidupnya. Jika kedua dimensi tersebut digabungkan, maka dapat menciptakan empat gaya pengambilan keputusan, antara lain:
Gaya membuat keputusan direktif. Orang dengan gaya mengambil keputusan direktif mempunyai toleransi untuk ambiguitas  dan berorientasi memerhatikan ke arah tugas dan teknikal ketika mengambil keputusan.
Gaya mengambil keputusan analitikal. Gaya mengambil keputusan ini mempunyai toleransi untuk ambiguitas dan karakteristiknya cenderung untuk terlalu menganalisis interaksi. Orang dengan gaya ini senang untuk mempertimbangkan lebih banyak informasi dan alternatif daripada gaya pengambilan keputusan direktif.