Mohon tunggu...
Puspita Hasri
Puspita Hasri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Teknologi Digital

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Karyawan PT. Sanbe Farma Cimareme

8 Mei 2024   22:00 Diperbarui: 9 Mei 2024   05:37 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah Indonesia telah memberikan wewenang kepada Sanbe Farma dan perusahaan lainnya untuk produksi produk medis. Oleh karena itu, PT. Sanbe Farma perlu memantau dan mengevaluasi penggunaan obat di negara manapun yang ada. 

Sanbe Farma juga selalu membuka inovasi – inovasi baru yang akan memberikan sumber daya manusia menjadi kreatif dan terbuka dalam mengemukakan pendapat. Di dalam sektor komersial, sumber daya manusia memegang peranan penting. 

Oleh sebab itu, perusahaan akan berupaya meningkatkan jumlah hari kerja karyawan agar dapat berpartisipasi dalam inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan meningkatkan jumlah kerja karyawan agar dapat memenuhi tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 

Menurut (Wilson, 2012), kinerja adalah hasil kerja seseorang yang diselesaikan sesuai dengan etika kerja yang dimiliki. Praktik kerja karyawan yang baik bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. 

Untuk itu, setiap karyawan dalam perusahaan memberikan kontribusi dalam peningkatan sistem bisnis, yaitu sistem manajemen personalia yang efektif. Sistem manajemen tenaga kerja adalah suatu proses untuk mengidentifikasi, menyesuaikan, dan menjalin jam kerja karyawan dalam suatu organisasi.

Perusahaan dan karyawan memiliki ikatan yang tidak dapat diputuskan karena mereka saling membutuhkan satu sama lain.  Perusahaan juga perlu mengembangkan manajemen yang efektif yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan meningkatkan kinerja karyawan. 

Terbentuknya motivasi yang kuat tidak hanya mengarah pada kualitas pekerjaan yang dilakukan, tetapi juga pada hasil dan kinerja yang baik. Menjaga kedisiplinan juga membantu karyawan memahami dan mematuhi kebijakan, prosedur, dan aturan yang berlaku di dalam perusahaan. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk memperkuat disiplin kerja di dalam perusahaan agar karyawan mematuhi kebijakan bisnis yang ada. dengan demikian, kegiatan operasional bisnis dapat berjalan dengan tertib, transparan, dan cepat, serta tujuan perusahaan dapat tercapai. Disiplin kerja seseorang dapat ditentukan dari perilakunya selama jam kerja.

Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia

Secara umum, manajemen adalah proses pengorganisasian, transformasi, bimbingan, dan bahkan sebagai arah untuk sumber daya manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut lietratur, ada tiga definisi manajemen: manajemen sebagai cara, komunitas manusia, dan sebagai senior dan badan pengetahuan.

Kebijakan dan praktik yang berkaitan dengan manajemen yang berkaitan dengan elemen “manusia” seperti rekrutmen, seleksi, pelatihan, kompensansi, dan evaluasi, dikenal sebagai manajamen sumber daya manusia (Sedarmayanti, 2019).

Menurut (Henry Sinamora , 2014) proses manajemen melibatkan sekumpulan orang dan materi mental untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi, penilaian risiko, koordinasi, dan evaluasi individu adalah semua langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Siklus manajemen berfungsi untuk menyelaraskan berbagai sumber daya dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang diinginkan organisasi.

 Manajemen adalah studi dan pemahaman tentang seluruh sumber daya secara bijak dan efisien untuk mencapai hasil yang diinginkan  (Hasibuan D. , 2016). Selain itu, manajemen adalah sebuah proses yang diawasi dan diikuti untuk mencapai hasil yang diinginkan (Firmansyah & Mahardhika, 2018)

 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah studi dan penggunaan prinsip –prinsip sumber daya manusia untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan dengan cara yang efektif dan efisien, proses ini melibatkan keterampilan organisasi, koordinasi, kerjasama tim, dan evaluasi individu.

 
 Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut (Sedarmayanti, 2019) ada beberapa tujuan dalam mengelola msumber daya manusia, yang meliputi :

  • Memberikan penjelasan singkat kepada manajer mengenai kebijakan SDM untuk emastikan bahwa bisnis atau organisasi memiliki tenaga kerja yang stabil, perputaran karyawan yang tinggi, dan kemampuan utuk beradaptasi dengan perubahan.
  • Menguraikan dan mempraktikan kebiajkan dan prosedur SDM untuk mencapai tujuan organisasi atau bisnis.
  • Mengenali situasi kritis dan situasi yang melibatkan pegawai untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai dan bisnis tidak terganggu.
  • Menyediakan pendekatan bagi karyawan untuk berkomunikasi dengan tim manajemen organisasi.
  • Mendukung perencanaan strategis dan arah organisasi dengan merekomendasikan perubahan pada SDM.
  • Mengkarakteristik unsur-unsur penyusun dan menciptakan lingkungan yang dapat membantu manajer dalam mencapai tujuan mereka.

Ruang Lingkup Manajemen SDM

Menurut (Sedarmayanti, 2019) domain manajemen sumber daya manusia terbagi menjadi dua bagian, yaitu manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari beberapa sebagai berikut :

1. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

a. perancangan

Untuk mencapai tujuan, manajer perlu menyadari dan memanfaatkan potensi karyawan.

b. pengorganisasian

Sumber daya manusia membentuk sebuah organisasi dengan memperkuat ikatan antara tenaga kerja, modal, dan faktor fisik.

c. penggerakkan

Fungsi ini penting karena berfungsi sebagai titik awal untuk memotivasi, memberi semangat, dan meyakinkan karyawan untuk bekerja dengan cara yang dapat dipercaya, efisien, dan efektif.

d. pengawasan

Fungsi yang memastikan penanganan yang tepat, mereflesikan pekerjaan yang telah dilakukan, dan membandingkannya dengan refrensi

2. Fungsi Operasional Manajemen Sumber Daya Manusia

Operasional manajemen sumber daya manusia meliputi:

a. pengadaan SDM

Sumber daya manusia didefinisikan sebagai modal yang memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas untuk memenuhi tujuan bisnis.

b. pengembangan SDM

Pengembangan karyawan sering kali mengakomodasi ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi pelatihan merupakan proses pendidikan jangka pendek dimana karyawan operasional secara sitematis mempelajari teknologi operasional.

3. pemberian kompensasi

Fungsi kompensasi adalah memberikan kompensasi yang adil dan wajar, baik secara bertahap maupun tiba-tiba, dalam bentuk barang berwujud maupun non-materil kepada karyawan yang telah berhasil membantu perusahaan mencapai tujuannya.

4. pengintegrasian karyawan

Fungsi ini berfungsi untuk melindungi karyawan, bisnis, dan masyarakat umum.

5. pemeliharaan karyawan

Tujuan dari fungsi ini adalah untuk memperkuat tindakan yang telah dilakukan pada fungsi sebelumnya. Dalam konteks manajemen karyawan, dua aspek utama dari pekerjaan karyawan yaitu sikap peduli dan kedaan fisik karyawan terhadap pekerjaan.

6. pemutusan hubungan kerja 

Perputaran karyawan mungkin tinggi dan tidak menguntungkan karena karyawan dapat meninggalkan perusahaan sebelum masa kerjanya berakhir.

7. peran MSDM dalam mencapai target perusahaan

manajemen sumber daya manusia berjuang untuk memenuhi tujuan bisnis dengan mengabaikan kepentingan karyawan, bisnis, dan masyarakat umum.

Definisi Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong, mendukung, dan meningkatkan usaha manusia sehingga orang lebih bersemangat dan fokus untuk mencapai hasil yang ideal. Peningkatan motivasi yang signifikan diperlukan karena manajer memberi mereka kemauan untuk fokus pada tujuan saat ini dan membuat penyesuain yang diperlukan. (Handoko, 2015).

Motivasi adalah dorongan yang menginspirasi orang untuk bekerja keras, mendorong mereka untuk bekerja dengan baik, dan mendukung semua upaya mereka untuk mencapai tujuan mereka (Hasibuan M. , 2013).

Keinginan yang mendorong pekerja untuk mencapai tujuan mereka yang dikenal sebagai motivasi; ini adalah daftar persyaratan yang perlu ditinjau oleh karyawan untuk menyelaraskan lingkungan kerja mereka dengan lingkungan kerja mereka sendiri (Mangkunegara , 2017).

Berdasarkan pengamatan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah pembelajaran tentang bisnis atau tujuan tertentu yang menginspirasi seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi seseorang adalah suatu cara mendorong mereka untuk bekerja keras dan menggunakan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan perusahaan


Tujuan Pemberian Motivasi
Menurut (Hasibuan M. S., 2016) ada beberapa tujuan untuk memotivasi karyawan:

  • Meningkatkan produktivitas dan etika kerja karyawan.
  • Menghargai kesetiaan dan stabilitas karyawan terhadap perusahaan.
  • Memperkuat disiplin karyawan karyawan.
  • Meningkatkan efektivitas pelatihan karyawan.
  • Menghasilkan suasana kerja yang harmonis.
  • Menumbuhkan keaktifan karyawan.
  • Meningkatkan kepuasan karyawan.
  • Menunjukkan kekaguman karyawan terhadap tugas yang diberikan kepada mereka.

Teori Motivasi

Berikut adalah beberapa teori motivasi yang dapat digunakan perusahaan dalam (Ranjabar , 2021) dirangkum sebagai berikut:

1. teori hierarki kebutuhan

Teori ini menjelaskan bahwa kebutuhan manusia berkorelasi kuat dengan kepentingan pribadinya. Untuk itu, Abraham Maslow membagi kebutuhan manusia ke dalam lima kategori :

  • Lapar, haus, makan, minum, tempat tinggal, seks, istirahat, dan kebutuhan fisik lainnya. Semuanya dianggap kebutuhan fisik.
  • Dorongan untuk merasa aman, yaitu rasa aman dan terlindung dari bahaya baik fisik maupun psikologis.
  • Kebutuhan sosial, rasa memiliki dan diterima dalam kelompok, cinta persahabatan, kekurangan, penerimaan dan pemenuhan.
  • Kebutuhan harga diri, yang mencakup berbagai faktor, termasuk status atau reputasi, harga diri, ketekunan, rasa, percaya diri, kehormatan diri.
  • Kebutuhan untuk aktualisasi diri dan pengembangan diri, menghargai sebagai sarana untuk mencapai tujuan kita, yang meliputi tumbuh, mewujudkan potensi, dan mengembangkan diri untuk mencapai tujuan pribadi dan mewujudkan potensi kita

2. teori X dan Y

Douglas McGregor pertama kali menjabarkan teori X dan Y, yang memaparkan dua perspektif yang berbeda tentang manusia. Teori ini disebut sebagai “X” dan “Y”, dengan satu sisi disebut sebagai negatif dan sisi lainnya sebagai positif. Implikasi dari teori X dan Y pada manajemen dapat diamati dalam proses manajemen berikut ini:

a. empat asumsi menurut teori X :

  • Karyawan tidak senang bekerja di lingkungan yang tidak jujur dan tidak bersahabat.
  • Pegawai harus mematuhi, memperhatikan, atau selaras dengan hak asasi manusia.
  • Carilah bimbingan resmi dan abaikanlah ketidaktahuan.
  • Tunjukkan kehati-hatian dalam menghadapi faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan mereka dan hal ini akan meningkatkan ambisi mereka.

b. empat asumsi menurut teori Y :

  • Pegawai memiliki kemampuan untuk membujuk orang lain untuk melakukan sesuatu yang sederhana seperti bermain atau beristirahat.
  • Orang dapat belajar untuk mencapai kesuksesan, percaya diri, dan memiliki pandangan yang positif.
  • Berusaha keras untuk mencapai tujuan dan sasaran serta meningkatkan potensi diri untuk mencapai tujuan tersebut

3. teori dua faktor

Frederick Herzberg mengembangkan dua teori : yang pertama adalah bahwa hubungan seseorang dengan atasannya sangatlah penting, dan yang kedua menyatakan bahwa sikap seseorang terhadap atasannya sangat penting bagi keberhasilan atau kegagalannya. Herzberg mengidentifikasi dua faktor yang berdampak negatif terhadap kinerja seseorang :

  • Faktor kepuasan, yang menggabungkan hal-hal seperti pencapaian, penentuan, pekerjaan, kewajiban, dan kesuksesan, yang menghambat kinerja dan sikap kerja.
  • Faktor ketidakpuasan, yang menggabungkan beberapa faktor yang berhubungan dengan ketentuan perusahaan faktor, seperti kebijakan mengenai perekrutan, pemecatan, dan situasi kerja, serta beberapa faktor yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan, seperti pengawasan gaji, hubungan kerja, keamanan kerja, dan status karyawan.

4. teori kebutuhan Mc Lelland

Menurut teori kebutuhan Mc Lelland, ada tiga kebutuhan: afiliasi, kekuasaan, dan pencapaian

  • Pencapaian adalah kebutuhan untuk unggul, memenuhi standar, dan berhasil.
  • Kekuasaan terkait dengan membuat orang lain mengalami hal-hal dengan cara yang tidak dapat mereka lakukan.
  • Salah satu kebutuhan adalah afiliasi, yaitu keinginan untuk menjalin hubungan yang ramah da bersahabat dengan orang lain.

Dimensi dan Indikator Motivasi

Motivasi memiliki tiga dimensi : prestasi, afiliasi, dan kekuasan. Menurut Mc Clelland (Hasibuan M. , 2013):

1. kebutuhan untuk pencapaian

  • Menumbuhkan produktivitas
  • Semangat untuk berprestasi tinggi

2. kebutuhan akan aliansi

  • Kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh orang lain di lingkungannya ketika bekerja dan menjalani kehidupan sehari-hari.
  • Kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh orang lain.
  • Kebutuhan yang ingin dipenuhi ketika bekerja dan tidak bekerja.
  • Kebutuhan yang ingindipenuhi ketika bermain dan tidak bermain.

3. dimensi kekuasaan

  • Memiliki kedudukan yang optimal.
  • Meningkatkan efisiensi energi dalam proses mendekati kekuasaan.  

Definisi Disiplin 

Disiplin sangat penting dalam kehidupan sehari – hari, terutama di tempat kerja. Disiplin di tempat kerja juga termasuk mematuhi dan menghormati semua peraturan organisasi. Peraturan atau menghukum karyawan yang melanggar peraturan atau prosedur adalah prosedur disiplin kinerja  (Mardikaningsih, 2016).

Menurut (Hasibuan M. , 2017) disiplin didefinisikan sebagai keinginan dan kesadaran seseorang untuk mematuhi semua norma bisnis dan sosial yang berlaku. Kesadaran adalah kesediaan seseorang untuk berpegang teguh pada peraturan dan mematuhinya tanpa pertanyaan.

Menurut (Ramon, 2019) menjelaskan disiplin di tempat kerja mengacu pada kemampuan dan kemauan individu untuk memahami dan mematuhi hukum dan peraturan yang relevan yang harus diikuti ketika bekerja di lingkungan tertentu.

Berdasarkan temuan ini, disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai kapasitas seorang individu yang mematuhi peraturan dan ketentuan tanpa pertanyaan. Hal ini dikarenakan disiplin kerja mengacu pada proses pengaturan kembali atau penegakan kebijakan karyawan yang mengganggu jam kerja.

Macam–Macam Disiplin Kerja

Menurut (Mangkunegara , 2017) menyatakan bahwa terdapat dua jenis disiplin kerja:

1. pemeliharaan disiplin

Kebijakan disiplin dimaksudkan untuk membantu karyawan dalam mematuhi aturan dan penjadwalan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2. disiplin korektif

Disiplin korektif adalah upayya membimbing karyawan untuk membuat dan memodifikasi kebijakan sesuai dengan kebutuhan bisnis.

Dimensi dan Indikator Disiplin

Sesuai dengan  (Sutrisno, 2020) Singodimenjo membagi disiplin menjadi empat dimensi, yaitu:

1. mentaati mengenai peraturan waktu diperusahaan 

  • Waktu dimulainya kerja.
  • Waktu pulangnya kerja.
  • Mengikuti waktu istirahat dengan tepat sesuai peraturan perusahaan

2. mentaati peraturan yang berlaku di perusahaan

  • Aturan dasar mengenai cara bersikap sopan.
  • Mempatuhi peraturan yang ada diperusahaan dengan beretika yang santun.

3. mentaati peraturan mengenai berperilaku dalam pekerjaan

  • Melaksanakan tugas sesuai dengan job deskrips.
  • Memiliki semangat dalam bekerja.
  • Cara berkomuikasi dengan rekan kerja.

4. mentaati peraturan yang lainnya diperusahaan

  • Mengajarkan mengenai hal yang dilarang dan diperbolehkan oleh perusahaan.

Definisi Kinerja

Kinerja adalah kualitas dan kuantitas hasil kerja kelompok atau individu berdasarkan standar organisasi (Sinamblela , 2015). Menurut (Hasibuan M. S., 2016) kinerja adalah hasil upaya seseorang dalam memenuhi tugasnya, yang didasarkan pada waktu, kinerja, kepatuhan, dan sikap.

Menurut (Sinambela, 2019) menjelaskan bahwa kinerja karyawan didefinisikan sebagai kemampuan karyawan di tempat kerja dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu. Jenis pekerjaan ini sangat penting karena menunjukkan bagaiamana karyawan dapat secara efektif menyelesaikan tugas yang diberikan.

Berdasarkan pendapat – pendapat tersebut, kinerja dapat didefinisikan sebagai kemampuan seorang karyawan untuk melakukan keterampilan tertentu sehingga mereka dapat menghasilkan kerja yang berkualitas tinggi yang didasarkan pada standar yang berlaku atau patokan yang didasarkan pada pujian, keberhasilan, beban, dan waktu.

Penilaian Kinerja

Menurut (Dessler, 2020) pengembangan standar kerja, evaluasi kinerja karyawan dalam kaitannya dengan standar saat ini dan memberikan tanggapan kepada karyawan dengan tujuan menunjang mereka untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerjanya. Selanjutnya, evaluasi kerja dapat didefinisikan sebagai suatu proses.

Dimensi dan Indikator Kinerja

Menurut Anwar Prabu dalam (Indrasari, 2017) dimensi dan indikator kinerja meliputi lima elemen yaitu

1. kualitas kerja

Mempresentasikan penelitian, analisis, dan hasil yang berkaitan dengan pekerjaan sambil menyoroti banyak tugas yang perlu dianalisis, dan hassil yang berkaitan dengan pekerjaan sambil menyoroti banyak tugas yang perlu diselesaikan

2. kuantitas kerja

Mengungkapkan sebagai tugas yang diselesaikan dalam satu hari akan meningkatkan pelaksanaannya dengan cara yang selaras dengan tujuan bisnis, sehingga memastikan efisiensi yang optimal.

3. tanggung jawab

Menyoroti beberapa pekerjaan baik yang dilakukan karyawan dalam menyelesaikan tugas, fokus pada hasil kerja, memanfaatkan saranan dan prasarana, dan bekerja keras di meja kerjanya setiap hari.

4. kerjasama

produktivitas akhirnya meningkat ketika para pekerja mau bekerja sama bail di dalam maupun diluar kantor, baik secara vertikal maupun horizontal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun