Mohon tunggu...
Puspa Agustin
Puspa Agustin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis - Sastra Indonesia

Seseorang yang memiliki ketertarikan pada bidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Pasir

18 Juli 2023   21:33 Diperbarui: 22 Juli 2023   21:39 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: seorang Dewi dengan kemagisannya (Sumber gambar: Pinterest/.tuttartpitturasculturapoesiamusica.com)

"Kamu takut? Atau jangan-jangan sekarang memang sudah tidak perawan?" katanya yang terdengar menantang.

"Permainan yang menarik, kapan kita mulai?"

"Aku suka keberanianmu, Emma. Kalian, bagaimana?" Suna tersenyum lirih ke Emma, lalu melempar pandangan ke yang lainnya.

"Aku berani, tapi tidak tahu kalau Yuki, katanya malam ini akan pergi kencan dengan Gandhi. Kita taruhan saja, apa Ghandi yang terlebih dulu atau jembalang yang akan menidurinya," kata Yuri dengan tertawa kecil seraya membicarakan sebuah lelucon yang kemudian diikuti dengan tawa Suna dan Emma.

"Ya, aku berani," kata Yuki yang membantah perkataan kembarannya. 

"Hmm, ya aku tahu, kamu memang cukup berani. Ajeng? Bagaimana denganmu?"

"Mari kita mulai," kata Ajeng. 

Suna mulai membagikan satu persatu gumpalan tanah putih itu, yang kemudian mereka simpan dalam kantong serut masing-masing. Kelima gadis itu saling melempar pandangan, menerka-nerka siapakah orang pertama yang akan kedatangan tamu tengah malam ini. Gandhi datang ke tengah lingkaran sepi lima gadis perawan itu, membawa senapan dan sekantong daging babi bakar hasil berburu sore tadi.

"Yuki, daging babi yang aku janjikan, ini untukmu," kata Gandhi memberikan kantong daging babi bakar.

"Kita makan di kedai kopi sana saja."

Yuki menggandeng Gandhi ke arah kedai kopi yang letaknya tak jauh dari lapangan sabung ayam, tepatnya berada di sisi kiri pagar pintu masuk lapangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun