Disusun Oleh:
Puput Triaulia (202210415254)
Dosen pengampu Mata Kuliah:Â
Saeful Mujab, S.Sos,M.I.Kom
AbstrakÂ
Penelitian ini menganalisis strategi kampanye pasangan calon Wali Kota Bekasi nomor urut 1, Heri Koswara dan Solihin, dalam Pilkada Kota Bekasi 2024. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali pendekatan kampanye yang mereka lakukan, termasuk cara komunikasi politik dan media yang digunakan untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Pasangan calon ini mengusung visi "MANTAB" yang mencerminkan upaya mereka dalam membangun Kota Bekasi yang lebih maju dan bermartabat. Strategi kampanye yang mereka terapkan meliputi pendekatan langsung seperti canvassing, pertemuan dengan tokoh masyarakat, serta penggunaan media sosial. Mereka juga memanfaatkan media konvensional dan digital untuk menjangkau berbagai kalangan masyarakat, dengan fokus pada transparansi dan interaksi dua arah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kampanye yang terencana dan kreatif memainkan peran penting dalam membangun kepercayaan dan dukungan dari masyarakat. Meskipun ada kendala teknis, seperti baliho yang hilang, mereka mampu menghadapinya dengan pendekatan yang damai dan sesuai aturan hukum. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa komunikasi politik yang efektif, didukung oleh visi yang jelas dan strategi media yang terintegrasi, menjadi faktor kunci dalam kesuksesan kampanye.
PENDAHULUAN
Sejak tahun 2005, Indonesia mulai menerapkan sistem demokrasi baru untuk memilih Kepala Daerah, yang disebut Pilkada. Proses ini memungkinkan masyarakat bebas memilih calon pemimpin daerah yang sesuai dengan aspirasi dan penilaian mereka. Setiap kandidat diharapkan menyusun komitmen politik, yang dianggap sebagai bentuk kontrak sosial, dengan tujuan utama memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dan menciptakan keadilan sosial.
Pilkada adalah wadah bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang dianggap paling cocok untuk daerahnya. Harapannya, Pilkada bisa melahirkan pemimpin yang mampu memenuhi mayoritas keinginan rakyat, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, meningkatkan kesejahteraan, dan menjaga kedaulatan rakyat dengan penuh penghormatan. Selain itu, masyarakat juga berharap ada perubahan besar yang diwujudkan lewat kebijakan-kebijakan yang benar-benar pro-rakyat.
Pilkada merupakan salah satu bentuk partisipasi politik dimana masyarakat dapat memilih pemimpin yang akan mempengaruhi kebijakan pemerintah di daerah mereka. Pilkada merupakan wujud dari negara yang demokratis, meskipun tidak semua orang memiliki kesadaran politik yang tinggi untuk berpartisipasi dalam proses ini. Pilkada berlangsung sejak reformasi 1998, pemilihan ini dilakukan secara langsung oleh masyarakat.Â
Hal yang lazim terjadi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) maupun Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) seluruh pikiran, perhatian, dan kegiatan partai politik juga peserta Pemilu yang gencar melakukan berbagai kegiatan kampanye, seperti bakti sosial, pemasangan atribut partai, pengumpulan massa, hingga pembuatan iklan politik (Mutiara, 2014; Rozak, 2009; Yutanti, 2006). Pilkada atau pemilihan kepala daerah merupakan pemilihan umum yang dilakukan untuk memilih pemimpin daerah, seperti gubernur, bupati, dan walikota.Â
Dalam kampanye pemilu, ada interaksi antara kandidat sebagai aktor politik dan masyarakat sebagai pemilih. Kandidat menyampaikan pesan politik untuk meraih dukungan, baik secara lisan atau tulisan, serta melalui komunikasi verbal maupun non-verbal. Pesan-pesan ini disampaikan lewat berbagai media agar sampai ke pemilih. Kampanye juga menciptakan komunikasi dua arah yang melibatkan kandidat sebagai pemberi pesan, pemilih sebagai penerima, isi pesan politik, dan media penyampaiannya. Dengan keempat unsur ini, kampanye menjadi bentuk komunikasi politik yang melibatkan berbagai pihak dalam pemilu.
KAJIAN LITERATURÂ
KampanyeÂ
Kampanye menjadi bagian penting dari sebuah komunikasi politik, Kampanye politik merupakan sebuah strategi yang biasa digunakan oleh partai politik atau peserta Pemilu untuk dapat mempromosikan pesan-pesan, visi dan misi, serta penyampaian arah kebijakan oleh peserta Pemilu. Pesan yang di promosikan biasanya berisikan program dan janji apa saja yang akan dilakukan oleh kandidat jika terpilih oleh masyarakat, dan bagaimana kinerja mereka nantinya.Â
Beberapa model kampanye yang sering digunakan yaitu poster, banner, baliho, dan sebagainya. Sebagai alat representasi diri calon dengan prinsip-prinsip persuasif diperlukan alat peraga kampanye yang mengandung unsur elemen tekstual dan grafis, namun terkadang alat peraga kampanye calon belum menunjukan kualitas penyampaian informasi secara tepat. (Fatimah, 2018; Ningrum, Fakhrunnisa, & Nuqul, 2014; Trisiah, 2015).Â
Dalam tulisannya Christopher Wlezien (2010) menjelaskan kampanye Pemilu sebagai salah satu cara yang digunakan untuk menarik perhatian orang lain terutama pemilih. Kampanye dapat memiliki model dan metode yang bervariasi dengan begitu pasti akan memiliki efek yang berbeda. kampanye yang tertuang dalam Undang-Undang No. 7 tahun 2017 pasal 275 dapat dilakukan melalui: 1). Pertemuan terbatas 2). Pertemuan tatap muka 3). Penyebaran bahan kampanye Pemilu kepada umum 4). Pemasangan alat peraga di tempat umum 5). Media sosial; 6). Iklan di media massa cetak, media massa elektronik, dan internet 7). Rapat umum 8). Debat pasangan calon tentang materi kampanye pasangan calon dan 9). Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye Pemilu dan ketentuan perundang undangan.Â
Sedangkan menurut Rogers dan Storey dalam Venus (2004), kampanye adalah serangkaian kegiatan komunikasi terencana yang bertujuan menciptakan hasil atau pengaruh tertentu kepada khalayak dalam jumlah yang besar dan dikerjakan secara terus menerus pada waktu tertentu.Â
Kurniawan (2009: 309) menyebutkan bahwa kampanye dapat dilihat sebagai aktivitas pengumpulan massa dengan berbagai cara yang diperbolehkan panitia penyelenggara pemilihan umum. dari kedua definisi tersebut, kampanye telah pasti melibatkan massa dalam jumlah yang banyak.
Wali kota
Wali kota merupakan seorang  kepala daerah kota. Munisipalitas adalah kota yang berada di daerah yang dikepalai oleh seorang kepala daerah yaitu wali kota yang memiliki area di dalam kota. Pemilihan umum dilakukan dari tahun 2005 untuk menentukan kepala daerah di suatu kota dan dilakukan secara langsung melaui tahapan pemilihan umum. Wali kota menempati jabatan eksekutif tertinggi di kota. Dengan begitu maka , wali kota bertanggung jawab atas kesejahteraan umum kota. Tanggung jawab ini dilaksanakan dalam dua peran wali kota. Wali kota mengambil peran untuk membuat kebijakan dengan merekomendasikan kebijakan kepada dewan, memutus suara yang seri, dan memveto undang-undang.Â
Secara umum ada tiga tujuan yang harus dicapai dalam peyelenggaraan pemerintahan daerah untuk menciptakan pemberdayaan daerah dan masyarakatnya. Pertama, menciptakan kondisi yang mendorong dan mendukung usaha rakyat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh oleh masyarakat tersebut. Kedua, mengembangkan perangkat pemerintahan yang menunjang tingkat partisipasi masyarakat hingga unit pelayanan terkecil. Kemudian tujuan yang ketiga, adalah mengembangkan sistem produksi untuk memenuhi tingkat swasembada di tingkat lokal. Dengan demikian, pemerintah daerah memiliki kewenangan yang luas untuk menyampaikan persepsinya masing-masing, sekaligus membuat strategi yang terencana untuk mencapai tujuan otonomi daerah.Â
Berdasarkan pertimbangan tersebut, desentralisasi harus dilihat sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam penyelenggaraan otonomi daerah. Penyelenggaraan otonomi daerah yang luas harus dilaksanakan secara integral dan terpadu sebagai subsistem pemerintahan negara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otonomi yang harus dijalankan dengan konkret dan konsekuen untuk mencapai hasil yang diharapkan. Untuk itu, agar upaya penyelenggaraan otonomi menghasilkan efek yang positif, sasaran sektor pembangunan daerah yang dicapai harus bersifat saling melengkapi dan saling menunjang.
Pilkada
Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah, di Indonesia dilaksanakan berdasarkan asas demokrasi dan nilai-nilai Pancasila. pilkada biasanya dilakukan secara berkala 5 tahun sekali. Pelaksanaan pilkada langsung diharapkan dapat meningkatkan akuntabilitas kepala daerah kepada rakyat, bukan hanya kepada partai politik yang memilihnya. Pilkada langsung adalah wujud nyata dari pembentukan demokratisasi di daerah. Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah dipilh dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pengajuan pasangan calon Kepala Daerah bisa dilakukan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memiliki kursi di DPRD dengan persyaratan tertentu dan/atau dari calon perseorangan dengan persyaratan tertentu pula.Â
Dibutuhkan suatu pilihan yang tepat oleh rakyat terhadap pasangan Kepala Daerah sehingga dapat dihasilkan pasangan Kepala Daerah yang memiliki visi meningkatkan kesejahteraan rakyat daerah. Sejak diundangkannya UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan diderivasi dengan berbagai penjelasan teknisnya oleh PP Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, maka dimulailah babak baru dalam rentang sejarah dinamika lokalisme politik di Indonesia. Persoalan yang dalam kurun waktu satu atau dua dekade lalu seolah hanya sebuah impian, saat ini telah menjadi kenyataan.Â
Kepala Daerah dan Wakil kepala Daerah dipilih langsung oleh rakyat. Ini merupakan sebuah ikhtiar demokratisasi yang makin menunjukan orientasi yang jelas, yakni penempatan posisi dan kepentingan rakyat berada diatas berbagai kekuatan politik elit yang selama ini dinilai terlampau mendominasi dan bahkan terkesan menghegemoni (Ahmad Nadir:2005).Â
New mediaÂ
Istilah new media sangat terikat dengan hadirnya internet. Pada zaman new media saat ini, internet menjadi media atau alat informasi yang dominan. Menurut Flew (2008), internet merupakan manifestasi terbaru dari new media. Sederhananya, internet menciptakan interaksi antar masyarakat satu dengan lainnya di seluruh dunia dan seakan tidak ada batasnya lagi. Gagasan new media menangkap dan menggambarkan secara baik pengembangan bentuk media digital yang unik.Â
Di sisi lain, new media juga membuat kembali bentuk media tradisional yang mengadopsi dan beradaptasi dengan teknologi media baru (Flew, 2008). Hal ini menjadikan New media menjadi pembeda dari media yang lebih dahulu berkembang yaitu media tradisional atau media lama.Â
Publisitas menjadi hal penting yang dibutuhkan dalam bidang politik, sehingga internet menjadi media yang banyak digunakan dalam melakukan promosi baik itu program, visi misi dari tokoh politik tertentu maupun partai politik yang disebut dengan kampanye politik. Media sosial merupakan sebuah bagian dari new media yang juga biasa digunakan sebagai sarana kampanye politik.Â
Cass R Sunstein (2018) menjelaskan bahwa setidaknya ada tiga kelebihan dari penggunaan media sosial sebagai media kampanye politik. Pertama, dapat diakses dengan mudah oleh calon pemilih. Lembaga We Are Social (2017) melaporkan terdapat 132 juta jiwa masyarakat Indonesia menggunakan media sosial. Maka kampanye di media sosial menjadi sarana untuk dapat menyebarkan pesan, visi misi, tujuan kampanye secara mudah, murah, dan cepat. Kedua, memiliki jangkauan yang luas. Artinya, kampanye melalui media sosial mempunyai karakteristik berbeda dengan kampanye media konvensional atau tradisional.Â
Jika media konvensional terbatas dengan daya jangkau, maka media sosial dapat melampaui batasan geografis. Selain itu juga, target sasaran akan lebih luas dan tepat sasaran. Ketiga, kampanye melalui media sosial memungkinkan adanya interaksi dan diskusi secara langsung dari pemilih dengan calon pemimpin atau peserta Pemilu. Hal tersebut juga disampaikan oleh Mike Eckstein (2018), ia merupakan peneliti media sosial dari Australia dan mengungkapkan bahwa media sosial ialah tentang keterlibatan dengan orang lain seperti contohnya berbagi konten informasi.
METODE PENELITIANÂ
Artikel ini ditulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research), Metode kepustakaan (Library Research) merupakan studi yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dan data melalui berbagai macam material seperti dokumen, buku, artikel, majalah dll. dengan tujuan untuk mendeskripsikan hasil dari penelitian Kepustakaan (Library Research) pada Analisis Strategi Kampanye Calon Walikota No Urut 1 Heri Solihin dalam Pilkada Kota Bekasi Tahun 2024
Metode Penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif dengan kajian Library Research (penelitian kepustakaan). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan lebih menekankan pada kekuatan analisis sumber-sumber dan data-data yang ada dengan mengandalkan teori-teori dan konsep-konsep yang ada untuk diinterpretasikan berdasarkan tulisan-tulisan yang mengarah pada pembahasan.
Studi kepustakaan juga berarti teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan (Nazir:1988). Sedangkan menurut ahli lain studi kepustakaan merupakan kajian teoritis, referensi serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti (Sugiyono:2012).Â
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Pilkada Walikota BekasiÂ
Pilkada walikota Bekasi akan di adakan dalam waktu dekat, dengan begitu ini menjadi topik pembahasan yang hangat di masyarakat saat ini. Agar kita bisa memilih dan menentukan siapa yang akan menjadi walikota bekasi nantinya, penting bagi kita untuk mengetahui sejarah perkembangan pilkada (pemilihan kepala daerah) walikota Bekasi, Dari tahun 2010-2024.Â
Pilkada Walikota Bekasi Tahun 2010:Â
Mochtar Mohamad menjabat sebagai Walikota Bekasi untuk periode 2008- 2011. Ia terpilih dalam Pilkada Kota Bekasi tahun 2008 berpasangan dengan Rahmat Effendi sebagai wakil walikota, diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Namun, masa jabatannya tidak berlangsung hingga akhir periode karena mencakup masalah korupsi. Pada tahun 2011, Mochtar Mohamad ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi. Setelah pemberhentian Mochtar Mohamad, Rahmat Effendi yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Walikota Bekasi, diangkat menjadi Pelaksana Tugas (Plt) untuk mengisi jabatan dan keberlangsungan pemerintahan Kota Bekasi.
Pilkada Walikota Bekasi tahun 2015:Â
Pada Pilkada Kota Bekasi tahun 2015, Rahmat Effendi berpasangan dengan Ahmad Syaikhu maju sebagai calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi. Pasangan ini diusung oleh Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mereka berhasil memenangkan Pilkada dengan perolehan suara yang signifikan, mengalahkan empat calon pasangan lainnya. Kemenangan ini menandai awal kepemimpinan resmi Rahmat Effendi sebagai Walikota Bekasi, setelah sebelumnya menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt).Â
Pilkada Walikota Bekasi tahun 2020:Â
Rahmat Effendi kembali terpilih untuk periode kedua sebagai Walikota Bekasi, kali ini berpasangan dengan Tri Adhianto Tjahyono sebagai wakil walikota. Pilkada 2018 ini menandai kontinuitas kepemimpinan Rahmat Effendi di Kota Bekasi, dengan dukungan koalisi partai yang berbeda dari periode sebelumnya. Yakni Golkar dan PDIP. Rahmat Effendi tidak dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga sebagai Walikota Bekasi karena adanya batasan hukum yang mengatur masa jabatan kepala daerah di Indonesia, yang hanya memperbolehkan dua periode berturut-turut. Selain itu, ia terlibat kasus korupsi yang mengakibatkan penangkapannya oleh KPK pada awal tahun 2022. Proses hukum yang menghadapinya berakhir, di mana hak politiknya dicabut. Setelah Rahmat Effendi ditangkap posisinya sebagai Walikota Bekasi digantikan oleh Tri Adhianto Tjahyono sebagai Pelaksana Tugas (Plt). Tri Adhianto sebelumnya menjabat sebagai Wakil Walikota Bekasi mendampingi Rahmat Effendi.
Pilkada Walikota Bekasi tahun 2024:Â
Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2024. Hasil Pilkada Walikota Bekasi tahun 2024 masih bersifat sementara dan dapat berubah, mengingat proses penghitungan suara masih berlangsung dan belum sepenuhnya final. Saat ini, tiga calon pasangan sedang bersaing ketat dalam pemilihan ini. Berdasarkan informasi yang tersedia dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi, ada tiga pasangan calon yang resmi terdaftar dan akan berkontestasi dalam Pilkada Kota Bekasi tahun 2024. Paslon ketiga ini 5 telah melalui serangkaian tahapan dan dinyatakan memenuhi syarat untuk mengikuti pemilihan. Masing-masing paslon didukung oleh partai politik yang berbeda. Ketiga paslon tersebut, yaitu:
Tri Adhianto - Abdul Harris Bobihoe Pasangan ini diusung oleh koalisi partai yang terdiri dari PDIP, PKB, PKS, Golkar, Demokrat, Grindra, PBB, Partai Buruh, Partai Gelora, PKN, Partai Perindo, dan Partai Ummat.Â
Heri Koswara - Sholihin Pasangan ini didukung oleh partai yang meliputi PKS, Partai Hanura, PSI, PAN, dan PPP.Â
Uu Saeful Mikdar - Nurul Sumarheni diusung oleh dua partai, yakni Partai Golkar, dan Partai Nasdem.
B. Analisis Strategi Kampanye Heri Koswara dan Solihin
Untuk  dapat mengambil hati masyarakat agar memilih seorang kandidat Walikota Bekasi, sudah pasti paslon (pasangan calon) pilkada walikota harus memikirkan strategi kampanye secara matang. Dengan strategi yang dilakukan oleh paslon walikota akan menentukan keberhasilan yang akan diraih nantinya. Untuk memahami strategi yang dilakuan oleh tim sukses paslon Heri Koswara dan Solihin dilakukan wawancara oleh penulis. Dari informasi yang diperoleh, Terdapat beberapa aspek penting terkait kampanye pada paslon Heri Koswara, yakni:Â
Strategi tim sukses untuk memenangkan paslonÂ
Dalam kampanye yang dijalankan oleh paslon Heri Koswara dan Solihin untuk Pilkada Kota Bekasi 2024, Paslon ini memiliki visi  "MANTAB" yang merupakan singkatan dari Terwujudnya Kota Bekasi yang Maju dan Bermartabat. Visi ini juga menjadi inti dari program yang akan dilakukan oleh paslon jika menang dan dapat mebangun kota bekasi yang lebih nyaman dan aman nantinya.Â
Dalam memenangkan paslon, tim sukses dan partai pengusung paslon melakukan strategi yang terencana dan komprehensif untuk memastikan bahwa paslon yang mereka pilih dapat terpilih menjadi pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat. Strategi tersebut berupa:Â
Pendekatan Langsung ke Masyarakat: Langkah awal yang dilakukan oleh tim sukses paslon no 1 adalah melalui  canvassing yaitu dilakukan oleh relawan atau tim sukses secara door to door, hal ini dilakukan untuk menyampaikan pesan dan program yang akan di lakukan oleh paslon no 1 jika terpilih. Selain itu, road show di tingkat RT juga dilakukan untuk memperkuat koneksi dengan warga, memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya dan berdiskusi mengenai visi misi paslon.
Dukungan dengan Partai dan Relawan: Dukungan dari partai-partai pengusung sangat krusial dalam keberhasilan kampanye. Partai-partai tersebut aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kampanye, mulai dari penyebaran informasi hingga mobilisasi massa pada acara-acara penting. Di sisi lain, relawan memainkan peran penting dalam mendukung semua kegiatan kampanye. Mereka menjadi jembatan komunikasi antara paslon dan masyarakat luas, sehingga mampu menjangkau segmen-segmen masyarakat yang mungkin belum terjangkau oleh strategi formal lainnya. Dengan mengimplementasikan strategi-strategi tersebut secara konsisten dan efektif, tim sukses serta partai pengusung berharap dapat menciptakan hubungan yang kuat dengan pemilih serta membangun citra positif bagi paslon.
Pertemuan dengan Tokoh Masyarakat: Tim kampanye Heri Koswara dan Solihin mengatur pertemuan dengan tokoh masyarakat dan pemuka agama setempat. Tujuannya adalah untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang yang dihormati di masyarakat. Mereka mengundang para tokoh ini untuk mendengarkan visi dan misi pasangan calon, serta berdiskusi tentang program-program yang direncanakan. Pertemuan ini penting karena tokoh masyarakat dan agama biasanya memiliki pengaruh besar terhadap pendapat warga. Jika mereka mendukung Heri Koswara dan Solihin, kemungkinan besar pengikut mereka juga akan tertarik untuk memilih pasangan ini. Selain itu, dukungan dari tokoh-tokoh ini bisa membuat pasangan calon terlihat lebih terpercaya di mata masyarakat umum.
Pendekatan Informal: Dalam rangka mendekatkan diri dengan masyarakat, tim kampanye aktif terlibat dalam kegiatan olahraga dan acara ngopi bareng . Kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana sosialisasi, namun juga sebagai wadah untuk mendengar langsung permasalahan yang dihadapi warga. Selain itu, evaluasi terhadap kepemimpinan sebelumnya menjadi bagian penting dalam diskusi, di mana tim kampanye menegaskan komitmen mereka untuk membawa perubahan nyata jika terpilih.
Media yang digunakan dalam melakukan kampanye
Dalam melakukan kampanye paslon Heri Koswara dan Solihin menggunakan berbagai macam media, hal ini dilakukan agar informasi dan pesan yang disampaikan dapat diketahui oleh lebih banyak masyarakat dan menarik perhatian calon pemilih. Paslon no 1 ini menggunakan media gabungan yang biasa dikenal dengan media konvergensi yaitu gabungan antara media konvesional dan new media seperti media sosial, Contoh media yang digunakan yaitu seperti baliho, Â yang dipasang di berbagai lokasi strategi untuk meningkatkan eksistensi paslon.
 Selain itu, mereka juga mencetak brosur yang berisi informasi penting mengenai visi, misi, dan program-program yang ditawarkan oleh pasangan calon. Brosur ini didistribusikan kepada masyarakat agar mereka dapat memahami lebih baik apa yang akan dilakukan oleh Heri Koswara dan Solihin jika terpilih.Â
Selain media konvensional, kampanye juga dilakukan secara digital  melalui media sosial. Platform yang digunakan berupa Instagram, Youtube dll. Platform ini digunakan agar dapat mencapai audiens yang lebih besar terutama untuk mendapat perhatian dari generasi muda. Melalui media sosial, tim kampanye dapat berbagi informasi, mengadakan konten diskusi, dan menjawab pertanyaan masyarakat secara langsung. Dengan kombinasi berbagai media ini, Heri Koswara dan Solihin berharap dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dan meningkatkan dukungan untuk pasangan calon mereka.Â
Dalam konvergensi  penggunaan media, penting bagi tim kampanye untuk menjaga konsistensi pesan di berbagai platform. Selain itu, mereka juga harus siap menghadapi kritik atau tanggapan negatif yang mungkin muncul di media sosial. Oleh karena itu, strategi komunikasi yang matang dan responsif sangat diperlukan agar kampanye dapat berjalan dengan lancar. Dengan demikian, kampanye melalui konvergensi media tidak hanya sekedar tentang penggunaan berbagai platform, tetapi juga tentang bagaimana mengelola interaksi dengan pemilih secara efektif.
Heri dan Solihin menunjukkan bahwa kombinasi antara media konvensional dan baru dapat menghasilkan dampak yang signifikan dalam meningkatkan visibilitas dan dukungan masyarakat terhadap calon pasangan Walikota yang akan memimpin mereka.
Target Sasaran Kampanye
Paslon Heri Koswara dan Solihin dalam kampanye nya tidak menargetkan sasaran nya kepada satu kelompok masyarakat tertentu, Kampanye yang dilakukan menargetkan berbagai kelompok masyarakat. Mulai dari pelajar, pekerja, Tokoh-tokoh penting dan masyarakat umum. Pendekatan yang dilakukan berbeda beda sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan yang diperlukan.Â
Selain kelompok tersebut, kampanye juga mencakup masyarakat umum melalui media sosial seperti Instagram dan platform lainnya. Dengan demikian, kampanye ini berusaha menjangkau sebanyak mungkin pemilih dari berbagai latar belakang, tanpa terikat pada satu target spesifik saja.
Program-program yang ditawarkan
Program atau pesan dan komitmen kerja yang ditawarkan oleh paslon Heri Koswara dan Solihin sama rata tidak ada program yang diutamakan atau diunggulkan di atas yang lain, melainkan semua aspek akan mendapat perhatian dan penanganan yang setara.Â
Paslon ini berkomitmen untuk melaksanakan seluruh program yang mereka tawarkan dengan dilakukan dengan sama rata. Beberapa pesan atau program dan komitmen utama yang ditawarkan oleh paslon Heri Koswara dan Solihin untuk Kota Bekasi. Terdapat 17 komitmen yang ditawarkan oleh paslon Heri Koswara dan Solihin, antara lainÂ
Beresin sampah, bersihkan sungai, tingkatkan ekonomi warga: Revitalisasi TPA Sumur Batu antara lain dengan mendirikan Pusat Produksi Bahan Bakar Biodiesel berbasis sampah plastik.Â
Beresin olahraga Bekasi: Kembangkan Kawasan Stadion Chandrabhaga sebagai taman hutan kota, pusat Pendidikan dan pelatihan olahraga, dan pusat turisme olahraga.Â
Bekasi ramah pejalan kaki, difabel dan pengguna internet (Netizens): Bangun trotoar di jalan-jalan utama kota Bekasi, bangun halte-halte yang aman dan nyaman serta ramah difabel.Â
Bangun jangkar Bekasi-jaringan transportasi lingkar Bekasi: Revitalisasi dan mengintegrasikan terminal bis, terminal angkutan umum, stasiun, dan pangkalan ojek motor.Â
Beresin banjir, beresin kemacetan, nyamanin Bekasi: Bangun kanal banjir; revatilisasi folder air; tuntaskan penyempurnaan sistem drainase di seluruh kota Bekasi.Â
Beresin masalah lapangan kerja: Ciptakan 100.000 lapangan kerja baru selama 5 tahun; 1.000 wirausaha baru setiap tahun; satu kecamatan satu rumah kerja (pusat informasi, bursa lapangan kerja).Â
Bangun jejaring pengaman sosial bagi warga kota Bekasi: Siapakan Kartu Beresi Bekasi, kartu pekerja, kartu lansia, kartu difabel, kartu janaiz, kartu Bekasi pintar (untuk pelajar, mahasiswa, dan santri)dengan berbagai fasilitas jenjang pengamanan sosial bagi warga.
Tantangan dan ancaman yang dihadapiÂ
Dalam proses kampanye, pasangan calon Heri Koswara dan Solihin menghadapi beberapa tantangan dan kendala, dan untuk ancaman sejauh ini tidak ada ancaman serius yang mereka hadapi. Kendala-kendala yang dihadapi lebih bersifat teknis dan operasional, terutama terkait dengan pemasangan alat kampanye atau baliho. Salah satu masalah utama yang dihadapi tim kampanye Heri Koswara dan Solihin adalah terkait baliho kampanye mereka.
Terjadi beberapa kejadian di mana baliho yang sudah dipasang tiba-tiba hilang atau dicopot oleh pihak yang tidak diketahui. Kejadian ini tidak hanya terjadi sekali saja, namun berulang kali di berbagai 10 lokasi strategis di Kota Bekasi. Hal ini tentu saja mengganggu strategi kampanye mereka dan menimbulkan kerugian materi. Ada beberapa kasus di mana baliho pasangan Heri-Solihin diganti dengan baliho pasangan calon lain. Ini bukan hanya masalah hilangnya media kampanye, tetapi juga indikasi adanya persaingan yang tidak sehat dalam kontestasi Pilkada.
 Situasi ini berpotensi menciptakan ketegangan antar pendukung calon pasangan dan Meskipun menghadapi situasi ini, tim Heri Koswara dan Solihin memilih untuk berpikir bijaksana. Mereka tidak pernah mempermasalahkan kejadian tersebut secara berlebihan. Alih-alih terprovokasi atau mengajak berdebat, mereka memilih untuk memasang kembali baliho yang hilang. Jika ada pelanggaran atau masalah serius terkait kampanye, tim Heri Koswara dan Solihin lebih memilih cara yang legal dan tertib.Â
Mereka akan melaporkan masalah tersebut ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk ditindaklanjuti sesuai aturan yang berlaku. Sikap ini menunjukkan bahwa tim kampanye Heri Koswara dan Solihin lebih mengutamakan kampanye yang damai dan sesuai aturan, meskipun menghadapi berbagai kendala di lapangan.Â
Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki paslonÂ
Berdasarkan wawancara dengan tim sukses pasangan calon (paslon) Heri Koswara dan Solihin, terungkap beberapa kekuatan dan kelemahan pasangan ini dalam konteks Pilkada Kota Bekasi 2024. Salah satu kelemahan yang diungkapkan adalah kecenderungan paslon untuk tidak terlalu banyak bicara ketika merasa lelah. Hal ini terutama terjadi setelah beberapa menghadiri acara berturut-turut, yang menyebabkan kelelahan fisik. Tim sukses menjelaskan bahwa jadwal kampanye yang padat terkadang membuat Heri Koswara dan Solihin harus mengatur energi mereka lebih baik. Namun, tim sukses menekankan bahwa kelemahan ini tidak terlalu berpengaruh pada kinerja paslon secara keseluruhan.Â
Mereka menjelaskan bahwa Heri Koswara dan Solihin tetap berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan, meskipun terkadang harus menghemat energi mereka. Dibalik kelemahan palson tersebut dalam melaksanakan kampanye terdapat beberapa kelebihan yang dimiliki oleh pasangan Heri Koswara dan Solihin. Salah satu kekuatan utama yang ditonjolkan adalah rekam jejak bersih dari kedua calon.Â
Menurut tim sukses, baik Heri Koswara maupun Solihin belum pernah terjerat kasus hukum apapun sepanjang karir mereka. Hal ini dianggap sebagai modal penting dalam membangun kepercayaan masyarakat. Tim sukses dan warga yang mendukung mengungkapkan harapan bahwa dengan latar belakang yang bersih ini, Heri Koswara dan Solihin dapat menjadi pemimpin yang amanah bagi masyarakat Kota Bekasi. Mereka meyakini bahwa pasangan ini memiliki visi yang jelas untuk memajukan Kota Bekasi dan komitmen yang kuat untuk mewujudkan janji-janji kampanye mereka dan menjadi pemimpin yang amanah.Â
Peluang yang dapat diperoleh oleh paslonÂ
Berdasarkan hasil informasi dari tim sukses paslon Heri Koswara dan Solihin, peluang yang akan diperoleh jika paslon tersebut terpilih, yaitu:Â
Peningkatan kesejahteraan, paslon ini berkomitmen untuk memperbaiki kondisi kesejahteraan warga Bekasi.
Pengembangan infrastruktur kota, fokus pada peningkatan kualitas infrastruktur seperti perbaikan jalan, pembangunan fasilitas umum, pengembangan sarana olahraga, dan taman-taman lingkungan. Tujuannya adalah menciptakan Kota Bekasi yang nyaman dan aman untuk ditinggali.Â
Pemberantasan korupsi dan perbaikan tata kelola pemerintahanÂ
Meningkatkan kualitas pendidikan dengan meningkatkan kualitas guru dan fasilitas pendidikan. Di bidang kesehatan, mereka akan meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi seluruh warga Bekasi.Â
Mengatasi masalah pengurangan, menyadari tingginya tingkat pengangguran di Kota Bekasi dan berkomitmen untuk menciptakan lapangan kerja baru serta meningkatkan keterampilan tenaga kerja.
KESIMPULAN DAN SARANÂ
KESIMPULAN
Pasangan calon Heri Koswara dan Solihin telah melakukan berbagai upaya kampanye yang strategis dan beragam. Dengan visi "MANTAB" yang mereka usung, mereka berkomitmen untuk mewujudkan Kota Bekasi yang maju dan bermartabat. Kampanye yang mereka lakukan mencakup pendekatan langsung kepada masyarakat melalui metode door-to-door, pertemuan dengan tokoh masyarakat, hingga menggunakan platform sosial media dalam menyampaikan pesan dan informasi mengenai program yang mereka miliki. Strategi ini memperlihatkan usaha untuk membangun hubungan yang kuat dan kepercayaan dari masyarakat Bekasi.
SARANÂ
Sebagai saran, pasangan calon walikota Bekasi 2024 Â Heri Koswara dan Solihin disarankan agar kandidat memaksimalkan kampanye digital untuk menjangkau lebih banyak pemilih muda, sambil tetap menjaga etika kampanye yang damai dan tertib. Selain itu, diharapkan agar calon pasangan tetap amanah dan menjalankan program-program yang dijanjikan kepada masyarakat. Transparansi dalam setiap janji kampanye harus ditegakkan, agar masyarakat dapat memantau realisasinya secara langsung setelah pemimpin terpilih, yang akan meningkatkan kepercayaan dan akuntabilitas pemerintahan ke depan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. W., & Benedict, A. (2020). Kampanye di tengah new normal era: Mampukah kita berdamai dengan pandemi. Ampera, May, 1-15.
Amrurobbi, A. A. (2021). Problematika Sampah Visual Media Luar Ruang: Tinjauan Regulasi Kampanye Pemilu dan Pilkada. Jurnal Adhyasta Pemilu, 4(2), 66-78.
Sutrisno, C. (2017). Partisipasi Warga Negara Dalam Pilkada. JPK (Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan), 2(2), 36-48.
Widodo, W. (2015). Pelaksanaan pilkada berdasarkan asas demokrasi dan nilai-nilai pancasila. CIVIS: Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, 5(1).
Zed, M. (2008). Metode penelitian kepustakaan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sari, R. K. (2021). Penelitian kepustakaan dalam penelitian pengembangan pendidikan bahasa Indonesia. Jurnal Borneo Humaniora, 4(2), 60-69.
Akbar, I. (2016). Pilkada serentak dan geliat dinamika politik dan pemerintahan lokal Indonesia. CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 2(1), 95-110.
Dhani, F. W. (2019). Komunikasi Politik berbasis politik identitas dalam kampanye Pilkada. Metacommunication; Journal of Communication Studies, 4(1), 143-157.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H