Mohon tunggu...
Pulo LasmanSimanjuntak
Pulo LasmanSimanjuntak Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

35 Sajak Karya Pulo Lasman Simanjuntak

11 Oktober 2021   21:21 Diperbarui: 11 Oktober 2021   21:36 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanah Papua , Ketakutanku Terbungkus Lima Abad

Perjalanan ini dimulai dari sebuah bandara yang hiruk pikuk
lalu kami 'terbang' bak rajawali
menembus malamhari dengan perempuan-perempuan cantik tak pernah ngantuk.

Setelah bersatu dengan terbitnya matahari pagi di wilayah paling timur nusantara
mulailah cerita bertemu dengan keasingan di negeri sendiri.

Oi, selamat datang di hutanTanah Papua.
Tanahku yang menghijau dengan siraman air dingin Danau Sentani.

Pucatlah mukaku dihiasi rambut ikal sepanjang belum menyentuh Kota Jayapura.

Tiba di Lembah Baliem Wamena tanpa penghuni.; sunyi!
mari kita beribadah sehari saja
berdoa di gereja kota
tak terdengar nyanyian pujian
atau rebana ditabuh .

Maka kami pun masuk sebuah hotel
tanpa air jernih
lampu-lampu
dapat menyala di hati kami
hanya tergenang bau rawa.

Perjalanan dilanjutkan menerobos gunung dan bukit meliuk-liuk
mayat-mayat yang diawetkan.......

Jayapura-Wamena
Minggu Desember 2015

Anakku 'Hilang' Ditelan Ombak , Kesepian Jadi Batu

Anakku yang gagah sedang menghitung pecahan matahari
terbenam di tubuh laut
Selat Sunda-tanah Banten- situs berdarah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun