Tanah Papua , Ketakutanku Terbungkus Lima Abad
Perjalanan ini dimulai dari sebuah bandara yang hiruk pikuk
lalu kami 'terbang' bak rajawali
menembus malamhari dengan perempuan-perempuan cantik tak pernah ngantuk.
Setelah bersatu dengan terbitnya matahari pagi di wilayah paling timur nusantara
mulailah cerita bertemu dengan keasingan di negeri sendiri.
Oi, selamat datang di hutanTanah Papua.
Tanahku yang menghijau dengan siraman air dingin Danau Sentani.
Pucatlah mukaku dihiasi rambut ikal sepanjang belum menyentuh Kota Jayapura.
Tiba di Lembah Baliem Wamena tanpa penghuni.; sunyi!
mari kita beribadah sehari saja
berdoa di gereja kota
tak terdengar nyanyian pujian
atau rebana ditabuh .
Maka kami pun masuk sebuah hotel
tanpa air jernih
lampu-lampu
dapat menyala di hati kami
hanya tergenang bau rawa.
Perjalanan dilanjutkan menerobos gunung dan bukit meliuk-liuk
mayat-mayat yang diawetkan.......
Jayapura-Wamena
Minggu Desember 2015
Anakku 'Hilang' Ditelan Ombak , Kesepian Jadi Batu
Anakku yang gagah sedang menghitung pecahan matahari
terbenam di tubuh laut
Selat Sunda-tanah Banten- situs berdarah.