Sajak : Pulo Lasman Simanjuntak
Bersetubuh Dengan Tikus
Kami harus bersetubuh dengan tikus ini
di atas ranjang terowongan dapur
berselimutkan tanah merah
birahiku melepuh
sungguh sudah berminggu-minggu
kukunyah habis spermamu jadi berita utama
di layar televisi, surat kabar, dan media digital
sehingga puisi yang malam ini kutulis
terbuang (percuma)
ditelan dengkur tidurmu
Pamulang, Senin, 18 April 2016, pukul 22.20 WIB
Ketua Komunitas Sastra Pamulang
Tanah Lot
Telah kutempuh namamu
lewat cuaca dan mata
hingga suara laut pun
turut mengisi dongeng swastika
alangkah lembut
dunia yang lega.
Katakanlah....
seperti indera kita
menyingkap sejarah iba
kutukan macam apa lagi
membuat bintang-bintang berguguran
di serambi pura
sedang keheningan anak-anak pantai
telah menyatu dengan mesra
menyebar jejakmu kecil
di masa lampau.
Kini tinggal kita yang bertekad
waktu kau hapal keterasinganku
cemas berlumur darah
sebagai layaknya matahari siang
surut di dada
kita pagutkan rindu ini
sebelumnya akhirnya
ia akan membatu.
Di Kota Bangli (40 kilometer) Suatu Sore
-sajak duka bagi Made Anom-
Jangan kau paksa aku
untuk bertanya
mengapa terjadi cuaca !