******
Dua bulan berlalu sejak kejadian malam itu. Rumah tangga Karyl dan Neil tampak baik-baik saja. Tidak ada lagi keributan terdengar. Karyl lebih banyak di rumah. Menyibukkan diri dengan bisnis online yang mulai dia rintis.
"Sudah seminggu ini suamimu tidak pulang, Grace." Ibu bertanya tepat ketika aku berangkat kantor.
"Oh, masih di Bali. Katanya ada proyek perumahan baru di Ubud Bali."
"Mau sampai kapan?"
"Katanya secepatnya segera diselesaikan. Setelah selesai Mas Davin janji mau segera pulang. Toh Minggu depan Eliz harus ambil raport di sekolah. Grace nggak bisa ambil raport Eliz. Ini akhir bulan. Banyak kerjaan di kantor. Laporan keuangan harus segera selesai."
"Tapi, Grace. Bukannya ibu menakutimu. Nggak sengaja ibu sempat lihat Davin keluar dari rumah Neil pas siang hari. Saat Neil lagi di kantor. Dan kamu juga masih di kantor. Ibu cuma khawatir ---"
"Khawatir apa, Bu? Kan ibu tau. Mas Davin bisnis sendiri. Jadi waktunya fleksibel. Nggak kaya Grace yang pekerja kantoran."
"Iya, sih. Semoga semua baik-baik saja."
Suamiku menjalani bisnis di bidang property. Dari yang aku tau memang sekarang dia lagi di Bali. Ngurus proyek barunya bersama teman developer satu timnya. Aku percaya saja. Karena selain setiap akhir bulan aku sibuk dengan tugasku sebagai accounting, membuat laporan keuangan di kantor, aku juga percaya saja. Selama menikah dengan Mas Davin, tidak ada tanda-tanda dia bermain dengan wanita lain.
Memang sudah seminggu ini dia tidak memberi kabar. Dan itu tidak masalah buatku. Tidak ada yang perlu dicurigai.