Mohon tunggu...
Puji Khristiana
Puji Khristiana Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga 2 anak yang hobi menulis

Bekerja sebagai penulis konten dan blogger

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Last Revenge

3 Februari 2022   12:48 Diperbarui: 3 Februari 2022   13:37 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Atau, jangan-jangan emang gini cara orang tua Lu ngedidik anaknya selama ini? Terbiasa dimanja. Jadinya kaya Lu gini. Nggak bisa hidup susah ---"

"Grace, cukup. Kembali ke rumah." 

Belum semua unek-unek yang selama ini terpendam kukeluarkan, ibu sudah memotong. Tapi kepalang tanggung. Memang sudah waktunya aku berbicara. Neil selama ini memang tidak pernah cerita. Tapi melihat raut wajah kusutnya setiap hari, aku tau dia pasti menyimpan kalut di hatinya. 

"Sekarang gini aja deh. Karyl, mau Lu tu sebenernya apa? Kalau mau hidup enak atau bebas dengan hobi belanja, mendingan Lu cari laki-laki lain. Neil belum bisa memenuhi semua kebutuhan gaya hidup Lu selama ini. Daripada Neil terus-terusan dikejar debt colector gara-gara menuhin tuntutan hidup, Lu. Gue nggak rela adik gue diginiin terus."

"Debt Colector?" Reflek Neil menatapku. Bertanya memastikan.

"Iya. Tadi baru aja Mas Davin dapat telphon dari debt collector pinjol. Nagih hutang Lu yang belum dibayar juga. Padahal udah jatuh tempo. Buat apaan lagi hutang pinjol kalau nggak buat nurutin gaya hidup bini Lu?"

Hening beberapa menit. Baik Neil maupun Karyl sama-sama diam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Sekali lagi gue tanya sama Lu, Karyl. Masih mau jadi Nyonya Neil Hermawan? Kalau masih, perbaiki sikap Lu. Kurangin belanja. Banyakin beberes rumah. Kalau masih kurang uang, kerja lah. Lu kan sarjana. Mumpung belum ada anak."

Karyl mengangguk pelan. Begitu pula dengan Neil. Meski mendung di raut mukanya belum hilang sepenuhnya, tapi masih lebih mendingan daripada waktu pertama kali aku membuka pintu. Melerai pertengkaran mereka.

Apa yang ditakutkan Ibu dan Mas Davin ternyata tidak terbukti. Meeting keluarga dadakan malam ini berakhir damai. Karyl dan Neil sepakat untuk introspeksi diri. Berjanji untuk menjalani pernikahan seperti postingan mereka di media sosial. Tampak bahagia. Bikin iri banyak orang.

Tapi apakah itu jaminan rumah tangga mereka akan baik-baik saja? Ternyata fikiranku salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun