Enterpreneur Leader adalah pemimpin yang memiliki sikap mental enterpreneur. Untuk keperluan ini para dokter militer mengembangkan kemampuannya sesuai pengalaman tugas dilandasi Azas Kepemimpinan TNI yang relevan, khususnya Ambeg Parama Arta (Azas 6), Prasaja (Azas 7),Gemi Nastiti (Azas 9) dan Belaka (Azas 10).
TNI tidak boleh berbisnis, namun pelayanan kesehatan rumah sakit TNI pun harus dikelola dengan manajemen modern layaknya pelaku industri jasa kesehatan yang berorientasi kepada good clinical and hospital governance.Â
Patut pula disimak bagaimana seorang Dan Carrison, yang mantan anggota US Marine kemudian menjadi pemimpin bisnis yang sukses. Dia mengakui bahwa pelatihan Korps Marinir mempersiapkannya untuk memimpin marinir memasuki pertempuran, tetapi banyak pelajaran yang dia peroleh juga dapat diterapkan di medan tempur pasar.
Internalisasi nilai kejuangan pahlawan kesehatan
Kepemimpinan TNI tidak hanya mengandalkan kompetensi teknis, taktis dan strategis sesuai strata pangkat dan jabatan, namun memerlukan internalisasi nilai kejuangan agar dapat melaksanakan 11 asas kepemimpinan TNI.Â
Para perwira kesehatan TNI dapat melakukan internalisasi nilai kejuangan dengan selalu menghayati perjuangan para pendahulu dalam melaksanakan tugas kemanusiaan dan perjuangan fisik pada periode pergerakan kebangsaan, perang kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.Â
Mengutamakan panggilan tugas negara dari pada keinginan membangun karier pribadi, bahkan rela berkorban jiwa telah dilakukan para dokter pejuang pada setiap periode perjalanan bangsa.
Setiap organisasi atau entitas pasti memiliki personel inti, demikian pula organisasi kesehatan TNI yang diantaranya terdiri dari para dokter merupakan personel inti sebagai pemimpin fasilitas, rumah sakit dan lembaga kesehatan TNI. Para dokter TNI seyogyanya meneladani kiprah dokter pribumi jaman pergerakan prakemedekaan.
Dilahirkan dari lembaga pendidikan kedokteran kolonial, yang semula ditujukan untuk menjadi mesin administrasi dan produksi pemerintah kolonial, justru menghasilan sosok dengan kesadaran nasionalis dan menginisiasi organisasi pergerakan Boedi Oetomo pada tahun 1908.Â
Para mahasiswa kedokteran juga mendirikan asosiasi pemuda, meski semula berdasar afiliasi etnis, namun sadar memikirkan masa depan Hindia Belanda dan menggabungan diri menjadi pergerakan Indonesia Muda.
Pada tanggal 28 Oktober 1928 semua gerakan pemuda Indonesia mencanangkan apa yang sekarang kita kenal sebagai Sumpah Pemuda (Pols, 2019 Â 110 -- 125)<3>.