Penelitian perdamaian, menurut Galtung, adalah studi tentang prasyarat untuk mendekati perdamaian atau, setidaknya menghindari perang. Poin mendasar dari perdamaian adalah hubungan yang dibentuk oleh dua pihak atau lebih. Pihak tersebut bisa perseorangan, negara, atau bangsa wilayah atau peradaban. Perdamaian adalah milik kedua belah pihak, hal itu tidak mengurangi pentingnya niat dan kemampuan partai untuk membangun hubungan damai. Peacebuilding merupakan proses pembentukan yang tertutup pada impelemntasi praktis perubahan sosial secara damai melalui rekonstruksi dan pembangunan politik, sosial, serta ekonomi.
      Terdapat tiga dimensi peran aktor dalam proses peacebuilding, yaitu: Mengubah struktural yang kontradiktif Mengubah struktural yang kontradiktif cukup penting untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Elemen penting dalam mengubah struktural yang kontradiktif adalah state-building dan demokratisasi.
      Meningkatkan hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik Bagian integral dari peacebuilding untuk mengurangi efek dari sebuah konflik. Hal ini dicapai dengan program rekonsiliasi, membangun kepercayaan, membangun komunikasi dan lain-lain.
Mengubah sikap dan perilaku individu Bentuk penguatan kapasitas perdamaian pada masing-masing individu. Hal ini bisa dicapai dengan memberdayakan individu yang sebelumnya terkesampingkan, pemulihan trauma, dan luka psikologis. [1]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H