Mohon tunggu...
Operariorum
Operariorum Mohon Tunggu... Buruh - Marhaenism

Operariorum Marhaenism, merupakan Tulisan-tulisan mengenai ditindasnya orang Minoritas didalam realitas dan pola-pola diskriminasi yang dilakukan oleh pemilik otoriter, korporat dan kapitalissecara semenang-menang dan tidak adanya keadilan bagi kaum maniver mikro.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Review Buku (Heidegger dan Mistik Keseharian)

25 April 2023   09:30 Diperbarui: 25 April 2023   09:32 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Jika ingat kembali pada proyek sein und zeit yakni destruksi mata fisika kehadiran kita dapat memahami mengapa seluruh pemikiran heiger dalam karunia itu bermuara pada waktu yaitu karena waktu merupakan Horizon pemahaman akan ada segala permulaan dengan ada sains sebenarnya sudah mengusung waktu Zeit di dalamnya berangkatlah dari skema umum ke terlemparan keseharian dan kematian maka struktur waktu sudah terbayang di dalamnya sekurangnya dalam bentuk kasar vulgar yaitu lalu Kini Dan Nanti Jika desain adalah berada menuju kematian maka ia bukan sekedar ada Saya ingin melainkan menjadi werden dan menjadi adalah suatu gerak atau perubahan terus-menerus ada desain adalah kemungkinan dan ini persis gerak perubahan menjadi adalah adanya artinya manusia itu ada dengan menjadi dan menjadi dengan adanya itulah ungkapan lain dari ungkapan bahwa hakikat desain terletak pada eksistensinya yang tertulis di awal buku heideger itu mendengarkan.

Pada hemat saya hideger dapat disebut penjinak waktu liarkah waktu-waktu itu liar jika manusia diseret dan didikte olehnya sehingga tak lebih mampu menghayati ke dalam hidup Time is money slogan menjamin Franklin ini merupakan bagian dari didiktoran oleh tak seorangpun di satu pihak uang yang tak lain daripada kode person atau kesibukan keseharian melindas dan mendefinisikan waktu di lain pihak waktu itu tidak lagi di Candra sebagai waktu melainkan sebagai zuhan Den piranti sebagai model atau entitas yang bisa dieksploitasi dan dimanipulasi waktu itu jinak bukan jinak manusia mampu mengontrolnya melainkan membuka diri terhadapnya dan menghayatinya sebagai dirinya sendiri waktu yang jinak tidak eksternal terhadap manusia Karena manusia itu sendiri waktu menjinakkan waktu dan mistik keseharian adalah suatu dan yang sama karena mencret ke dalam kesaren secara seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya berarti juga mencandra waktu kita bisa menyebut petugas mercusuar penjaga pintu rel kereta penjaga malam dan seterusnya sebagai penjinak waktu karena mereka tidak dikejar-kejar waktu selalu punya waktu dan berteman dengan kesunyian.

b. Waktu dan Kemewaktuan (waktu yang dimaksudkan disini merupakan waktu struktur-struktur manusia sehingga bersifat eksistensial. Keberadaan waktu, maksudnya wkatu kita bayangkan sebagai sekuensi titik-titik waktu yang muncul satu setelah yang lain titik yang lewat kita sebut masa lalu, titik yang berada kita sebut masa kini dan titik yang bekum dating kita sbeut masa depan. Innerzeitigket adalah apa yang diatas kita bicarakan sebagai waktu objektif. Allah atau malaikat yang dibayangkan dalam metafisika dan agama-agama ada diluar sekuensi waktu sehingga bersifat abadi. Kemaktuan lebih primordial dan lebih otentik dari pada detik-detik, menit-menit, jam-jam, gari-hari dan seterusnya yang kita ukur secara objektif.)

Apakah waktu itu dia ada di luar sana atau di dalam sini tanyakan kepada orang lain di jalan apa itu waktu maka orang itu akan menunjukkan zuhan Deni yakni piranti-peranti pengukur waktu seperti arloji Klender petunjuk waktu pada telepon seluler atau pada komputer kronometer ini tidak hanya mengukur waktu melainkan juga mengontrol waktu sedemikian rupa sehingga semua orang mematuhinya akan menyatukan pengalaman sesuai dengan angka-angka yang ditunjukkan oleh kronolog waktu itu. Tetapi sesungguhnya waktu yang telah memiliki kita pada hari itu.

Manusia memang cenderung mengukur waktu mulai dengan jam matahari jam air jam pasir lalu jam mekanik jam atom dan cahaya kalau tak ada ini semua sekurangnya musim-musim atau peredaran matahari dan bulan bisa menangkap waktu sesuatu kali ini di satu desa di lereng gunung ungkaran saya bertanya kepada salah seorang penduduk berapa lama waktu yang mereka perlukan untuk turun ke pasar satu isapan Kretek jawabannya yakni satu hisapan kritik sebagai satuan yang sangat tidak pasti ini adalah ungkap upaya menangkap waktu dan menguasainya dengan cara-cara di atas kronometer kalender dan satu hisapan Kretek waktu itu dalam sini objektifnya akan menjadi waktu di luar sana waktu kita kontrol sekaligus mengontrol kita.

Dunia modern adalah dunia yang suka mengukur kecepatan untuk mempercepat proses dan dengan cara ini waktu dikontrol.

Ungkapan membosankan atau membuang waktu bisa saja menyesatkan sebab kalau tidak melakukan sesuatu kita pasti melakukan sesuatu yang lain agar tidak membuang waktu artinya waktu selalu dipakai untuk sesuatu entah berceloteh atau menunggu. Waktu tergantung pada pemaknaan waktu yang bisa berbeda dari kultur ke kultur modernitas sudah menekankan diktatorannya sendiri dengan mencanangkan Time is money sebagai informatif universal yang sejajar lahan membuat penghayatan terhadap waktu yang berorientasi pada pemberi perhatian kepada orang lain makin tergeser oleh pemakaian waktu sebagai sumber daya yang bisa habis. Bahwa waktu berbeda dari kultur ke kultur sudah memperlihatkan bahwa waktu tidak sekedar di luar sana melainkan juga di dalam sini.

Presisi satuan durasi ini sangat mengesankan waktu dibayangkan berbagai segmen-segmen yang bisa dibelah-belah yang satu terjadi setelah yang lain dan satu rentetan itulah durasi yang terbagi-bagi menjadi yang lalu yang kini dan yang nanti tapi jika dicermati akan tampak bahwa detik objek itu merupakan objektivasi durasi yang sesungguhnya yaitu durasi dalam sini atau jam hati Bagaimana jam hati berdetak detak jam hati bukan detik maka tak tetap bisa melar.

Waktu heran direnungkan oleh heidgger dalam sein und zeit juga tidak di luar sana Tetapi apakah waktu di dalam sini Apakah waktu psikis dibicarakan di dalam buku ini seperti diulas dalam Bab 1 heidegan memakai pendekatan fenomenologis dan pendekatan ini merupakan suatu upaya mengatasi baik psikologis maupun logisme karena itu waktu yang dibicarakan oleh hideger tidak identik dengan waktu psikis yang baru saja dibahas di atas waktu bukanlah fenomena psikis belaka melainkan menyangkut struktur ada manusia sehingga bersifat eksistensial menyangkut ada desain waktu ada di dalam sini sekaligus di luar sana.

Hedenger membedakan dua macam waktu inner zaitun keit dan zaytic keit 2 kata ini pasti sulit dimengerti bukan hanya oleh pembacaan Indonesia saja melainkan juga oleh mereka yang berbahasa Jerman karena mengandung pengertian tak ada dalam kamus Jerman kata ini adalah pembedaan dari Inter Z Di Dalam waktu maka inerzating dapat diterjemahkan sebagai keberadaan di dalam waktu apa yang dimaksudnya waktu selalu kita bayangkan sebagai sekuensi titik-titik waktu yang muncul satu setelah yang lain titik yang lewat kita sebut masa lalu titik tempat kita berada kita sebut masa kini dan titik yang sebelum datang kita sebut masa depan kita membayangkan bahwa semua benda dan makhluk di dunia ini ada di dalam aliran waktu tersebut seperti batu-batu di dalam Sungai yang mengalir Konsep waktu macam ini disebut vulgaris konsep vulgar tentang waktu dan menjadi asumsi dasar tidak hanya dalam filsafat sejak art melalui kan sampai higer melainkan juga dalam fisika sejak Newton inerzating Cate adalah waktu yang di atas kita bicarakan sebagai waktu objektif konsep vulgar ini menurut Geger tidak cocok untuk desain melainkan untuk mengada-ngada lain konsep Keabadian sesuatu yang dibayangkan dalam agama-agama dan juga filsafat selama berabad-abad juga berpihak di luar sekuensi waktu atau menetap dalam kekinian kucing yang menunggu makanan ada di dalam siklus waktu Allah atau malaikat yang dibayangkan dalam metafisika dan agama-agama ada di luar sekuen waktu sehingga bersifat abadi.

Menurut heideger zaidlicate hanya cocok untuk desain kata zaylik dalam bahasa Jerman berarti sementara dan menyangkut waktu atau temporer kata ini tak bisa disamakan dengan temporalitas Karena hideger memaknainya untuk ada sein bukan desain untuk mengada-ngada lainnya karena itu saya menyarankan kata bentukan dalam bahasa Indonesia kemaktuan kalaupun mau dikaitkan dengan temporalitas kemauan adalah temporalitas desain desain itu zaidlic yaitu kemauan waktu karena berbeda dari mengada-ngada lain selain tidak sekedar pasif ada di dalam waktu melainkan aktif 5 waktu jadi berbeda dari kucing yang menunggu makanan manusia tidak sekedar Menanti kedatangan saat makan menurunkan juga memaknai saat-saat menunggu itu menunggu sebagai aspek waktuan keadaannya mirip dengan ada di dalam dunia yang bagi desain tak sekedar berarti terletak di satu titik dalam dunia lain dunia ini melainkan aktif menyiapkan atau meruangkan dunia Jadi Ger mengatakan bahwa konsep vulgar tentang waktu inner singkat berakar padat 5 waktuan konsep vulgar tentang waktu tulisannya berasal dari penyamaran waktu asal waktu asalnya yaitu ke waktu yang berbeda-beda dari orang ke orang dipukul berapa menjadi waktu objektif maka waktu objektif ini berasal dari kemung waktuan atau kemampuan lebih primodial dan lebih entitas daripada detik-detik menit-menit jam-jam hari-hari dan seterusnya yang kita ukur secara objektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun