“Kamu serius cinta sama aku?” Stefa malah balik tanya.
“Iyalah. Kalo nggak. Aku nggak akan nembak kamu.” kata Eza tapi masih dengan kening berkerut bingung.
“Kamu pengen kita pacaran?” Tanya Stefa lagi.
“Aku nggak maksa kamu buat jadi pacarku. But, if you want it. I will try.” Jawab Eza.
“Cinta itu bukan percobaan, Za.” kata Stefa.
“Aku ngerti. Kalo emang menurut kamu ini terlalu cepat. Kita jalani dulu apa adanya. Biar waktu yg jawab.” jawab Eza.
“Well. Aku mau jalanin. Tapi tolong jangan sia-siain kepercayaanku dan harapanku sama kamu. Aku juga mulai cinta sama kamu.” kata Stefa.
“Kamu yakin?”
“Yep. I’m very sure.” Kata Stefa meyakinkan.
Eza meraih tangan Stefa. ”Thanks. Aku nggak akan pernah sia-siain kamu. I swear.”
“Cie... udah lupa nih sama prinsip?” sorak teman-teman Stefa yang muncul tiba-tiba. Spontan Eza melepas tangannya.