Mohon tunggu...
Himam Miladi
Himam Miladi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis Konten | warungwisata.com | Email : himammiladi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Warisan Gaib (Kisah Nyata)

3 Oktober 2020   23:07 Diperbarui: 3 Oktober 2020   23:09 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Jawa menyebutnya 'prewangan', atau 'khodam' dalam istilah Islam (ilustrasi" umma.id)

Melihat kedatanganku, Iwan, ketua panitia Ospek yang sedang jongkok membantu seorang mahasiswi yang terluka, hendak berdiri.  Kulambaikan tangan memberi isyarat agar Iwan tetap di tempat.

Di pojok koridor, di sudut sebelah ruang kuliah, 6 mahasiswa berkerumun memegangi Sigit yang terus meronta. Sesekali terdengar suara menggeram seperti binatang buas yang terluka.

"Git," kupanggil namanya begitu langkahku sudah mendekat.

Mata Sigit yang merah membara melotot ke arahku. Tubuhnya meronta semakin kuat, kakinya menjejak hingga seorang mahasiswa baru yang ikut memegangi kakinya terpental ke belakang. Karena jarakku yang paling dekat, langsung kugantikan tempatnya dan kupegang erat kaki Sigit.

"Git, ini Himam!"

"Ada yang menyerangku, Mam," suara berat dan serak terdengar dari mulut Sigit.

"Nanti saja ceritanya. Sekarang tenangkan dirimu. Ikut aku pulang," kataku menenangkan Sigit.

Mata Sigit tambah melotot seolah mau keluar dari rongganya. Namun sesaat kemudian, sorot matanya agak meredup meski warna merah di bola matanya masih terlihat menyala. Tubuhnya juga tak lagi meronta.

Setelah yakin Sigit tidak akan mengamuk, kuminta mahasiswa yang memeganginya menurunkan Sigit di lantai.

"Tinggalkan kami," kataku kepada mereka.

Kupandangi wajah Sigit. Matanya terpejam dan gerak pernafasan di dadanya sudah mulai normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun