@ardiputra_17 membalas pesanan Anda.
Jantung Rani berdebar. Dengan cepat ia membuka DM itu.
"Iya, itu di Bromo. Pemandangannya keren banget. Kamu suka sunrise juga? Terima kasih, ya!"
Rani tersenyum lebar. Rasanya seperti sebuah kemenangan kecil. Dari pesan yang ke sekian, obrolan mereka terus berlanjut. Awalnya hanya sesekali membahas foto-foto Ardi dan tempat-tempat yang pernah ia kunjungi. Namun semakin hari, percakapan mereka semakin dalam. Ardi bercerita tentang kegemarannya mendaki gunung, kecintaannya pada fotografi, serta keinginannya untuk menjelajahi lebih banyak tempat di Indonesia.
Rani mulai terbuka tentang pekerjaannya sebagai desainer grafis dan kesukaannya pada seni. Mereka sering berbagi karya, Rani dengan desainnya dan Ardi dengan foto-fotonya. Ardi bahkan pernah berkata, "Desainmu itu seperti seni yang hidup. Kayak bikin orang nggak bisa berhenti lihat."
Kata-kata itu membuat Rani merasa dihargai. Ada sesuatu tentang Ardi yang membuatnya nyaman. Meski mereka belum pernah bertemu, Rani merasa mengenal pria itu lebih dalam daripada banyak orang di sekitarnya.
Hingga suatu malam, Ardi mengirim pesan yang mengejutkan Rani.
"Rani, aku akan ke Jogja minggu depan. Ada acara kantor di sana. Mungkin kita bisa ketemu? Kalau kamu mau, sih."
Mata Rani membelalak. Jantungnya berdebar kencang. Selama ini, ia tak pernah berpikir bahwa hubungan mereka yang terjalin lewat DM akan sampai ke pertemuan nyata. Setelah menenangkan dirinya, Rani mengetik balasan.
"Aku mau. Kabarin aja kapan kita bisa ketemu."
Sejak saat itu, Rani tak bisa menyembunyikan kegugupannya. Ia mulai membayangkan bagaimana sosok Ardi di dunia nyata. Apakah ia akan seseru seperti di DM? Apakah mereka akan merasa canggung? Pertanyaan itu terus mengganggunya.