Nayla: Iya, ngomong apa?
Beberapa detik yang menegangkan berlalu. Lalu, balasan dari Daffa muncul.
Daffa: Kamu tahu nggak, dari semua teman yang pernah aku kenal, cuma sama kamu aku merasa nyambung banget. Kamu orang pertama yang bikin aku nyaman kayak gini.
Nayla merasakan wajahnya memanas dan berusaha untuk tetap tenang. Ia menunggu kelanjutan chat dari Daffa.
Daffa: Mungkin ini aneh, tapi aku suka sama kamu, Nay.
Nayla terpaku membaca pengakuan Daffa. Rasa senang, terkejut, dan canggung bercampur jadi satu. Ia ingin segera mengetik jawaban, tapi ia merasa grogi. Akhirnya, ia memberanikan diri untuk membalas.
Nayla: Aku juga suka sama kamu, Daf.
Malam itu percakapan mereka berlanjut dalam suasana yang penuh kebahagiaan. Nayla merasa seolah-olah segala perasaan yang selama ini hanya ia simpan dalam hati kini terungkap. Ia tak lagi merasa ragu karena perasaannya kini terasa lebih jelas dan nyata.
Hari-hari berikutnya Nayla dan Daffa menjadi lebih dekat. Meski mereka masih menjalani keseharian sebagai teman biasa di sekolah namun di balik layar chat mereka saling berbagi perasaan yang lebih dalam. Mereka saling mendukung dalam kegiatan sekolah, belajar bersama, dan selalu saling memberi semangat.
Nayla dan Daffa sepakat untuk menjaga hubungan mereka dengan sederhana. Mereka tak perlu mengumbar kemesraan di depan orang lain. Bagi Nayla kebahagiaan yang mereka rasakan di balik layar chat itu sudah cukup berharga.
Di penghujung semester saat sekolah libur, Daffa mengirim pesan singkat yang menyentuh hati Nayla.