"Saya juga harus belajar banyak dari Ibu terutama soal seni. Saya rasa penting sekali memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan kreativitas mereka," jawab Bu Panca dengan ramah. Selain Bu Maria, ada juga Pak Junaidi guru matematika yang berasal dari Sumatera Barat. Pak Junaidi dikenal sebagai sosok yang serius dan disiplin. Meski kadang terkesan kaku, dia sangat dihormati oleh para siswa karena ketegasannya dalam mengajar. Pak Junaidi sering mengajak Bu Panca berdiskusi tentang metode pembelajaran yang efektif, terutama cara mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar mengajar.
"Bu Panca, Ibu sudah lama mengajar di desa, saya rasa metode Ibu pasti penuh kreativitas. Saya ingin belajar cara Ibu memotivasi siswa dengan keterbatasan fasilitas," kata Pak Junaidi dengan nada serius.
Bu Panca tersenyum. "Saya hanya berusaha memanfaatkan apa yang ada, Pak Junaidi. Kadang kreativitas muncul karena keterbatasan." Pak Junaidi mengangguk setuju. "Benar, keterbatasan kadang membuat kita berpikir lebih kreatif."
Selain itu ada juga Pak Ridwan, guru bahasa Inggris yang berasal dari Sunda. Pak Ridwan adalah sosok yang humoris dan santai, sering kali menyelipkan humor dalam setiap pelajaran bahasa Inggris yang ia ajarkan. Murid-murid menyukai cara mengajarnya yang selalu menyenangkan dan interaktif.
"Bu Panca, di SMK Negeri 1 ini kita punya banyak ragam budaya, ya. Saya suka melihat perbedaan ini. Kadang humor itu penting untuk mencairkan suasana kelas," kata Pak Ridwan sambil tertawa. "Betul, Pak Ridwan. Saya juga banyak belajar dari rekan-rekan di sini," jawab Bu Panca dengan senyum ramah.
Di antara para guru tersebut, ada satu sosok yang paling membuat Bu Panca terkesan, yaitu Bu Sri wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Bu Sri adalah guru senior yang sudah lama mengajar di SMK Negeri 1, berasal dari Bali, dan sangat disiplin. Meskipun terkenal tegas, Bu Sri selalu memberikan dukungan kepada para guru muda dan selalu terbuka untuk berbagi pengalaman.
"Bu Panca, saya senang sekali dengan kehadiran Ibu di sini. Prestasi Ibu sebagai guru di desa menjadi inspirasi bagi banyak orang," ucap Bu Sri dengan nada hormat. "Terima kasih, Bu Sri. Saya merasa sangat diterima di sini, meskipun awalnya sempat khawatir dengan penyesuaian," jawab Bu Panca dengan rendah hati.
Perpaduan berbagai latar belakang suku dan karakter para guru di SMK Negeri 1 membuat lingkungan sekolah terasa hidup dan dinamis. Setiap guru membawa warna tersendiri dalam interaksi sehari-hari dan menciptakan suasana kerja yang saling mendukung.
Meskipun demikian, ada satu tantangan besar yang mulai dirasakan Bu Panca yaitu jarak antara tempat tinggalnya di desa dan sekolah barunya di kota. Setiap hari, ia harus menempuh perjalanan jauh untuk pulang-pergi dan itu mulai mempengaruhi energinya.
Pak Susanto terus memberikan dukungan. "Panca, kalau sudah terlalu berat, kita bisa mencari solusi lain. Mungkin kita bisa mempertimbangkan untuk pindah sementara ke kota," ucap Pak Susanto suatu malam saat mereka berbincang di rumah.
Bu Panca merasa bahwa meninggalkan desa bukan keputusan yang mudah. Selain keluarga dan lingkungannya, ada banyak kenangan dan ikatan emosional yang kuat dengan desanya.