Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kilau Prestasi di Tengah Keterbatasan

2 November 2024   10:29 Diperbarui: 2 November 2024   14:05 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dibuat oleh AI

Setelah sekian tahun mengabdi sebagai guru honor dengan gaji yang terbatas, harapan para guru honorer akhirnya mendapat perhatian dari pemerintah. Program pengangkatan guru honor menjadi ASN PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) menjadi angin segar bagi ribuan guru di seluruh negeri, termasuk Bu Panca. Berita tentang program ini menyebar cepat dan tak terkecuali di lingkungan SMK tempat Bu Panca mengajar.

Bu Panca ya ng selama ini dikenal tekun dan berdedikasi, dengan penuh semangat mendaftar dan mempersiapkan diri untuk mengikuti tes seleksi. Suami dan anak-anaknya  selalu mendukung setiap langkah Bu Panca. "Ibu, kami yakin Ibu pasti bisa lulus tes ini. Ibu kan juara lomba guru prestasi, jadi pasti ini akan jadi langkah yang mudah," ucap anak pertama Bu Panca yang sedang kuliah, memberikan semangat.

Dengan modal ketekunan dan keuletan, Bu Panca menyempatkan waktu di sela-sela mengajar untuk belajar dan memperdalam materi-materi yang akan diujikan. Hingga hari yang dinantikan tiba, Bu Panca mengikuti serangkaian tes seleksi ASN PPPK. Dalam ujian tersebut, Bu Panca berusaha memberikan yang terbaik meski rasa tegang sempat menghampirinya.

Setelah menunggu dengan penuh harap, pengumuman hasil tes akhirnya keluar. Dan betapa terkejutnya Bu Panca ketika namanya tertera di peringkat teratas. Ia tidak hanya lulus, tetapi meraih nilai terbaik di antara peserta lainnya.

Pak Susanto yang sejak awal mendukung sepenuhnya, langsung memeluk Bu Panca ketika mereka membaca pengumuman itu bersama di layar komputer. "Aku tahu kamu pasti bisa, Panca. Kamu memang pantas mendapatkan ini."

Bu Panca merasa terharu namun di balik kebahagiaannya, terselip sedikit kekhawatiran. Dalam pengumuman yang sama, ia juga melihat bahwa penempatannya tidak lagi di SMK tempat ia selama ini mengajar. Ia dipindahkan ke kota, tepatnya di SMK Negeri 1 yang berada cukup jauh dari desanya. Sebuah tugas baru di sekolah yang lebih besar dan terpandang namun itu berarti harus meninggalkan desa yang telah ia cintai selama ini.

Kabar kelulusan Bu Panca segera menyebar di sekolah. Para guru dan siswa memberikan ucapan selamat meskipun ada pula yang merasa kehilangan, terutama siswa-siswi yang selama ini menjadi bimbingan Bu Panca.

"Bu Panca, selamat ya! Tapi kami sedih kalau Ibu harus pindah ke kota. Kami akan merindukan Ibu," kata Wati dengan mata berkaca-kaca saat pelajaran terakhir bersama Bu Panca.

Bu Panca tersenyum, menahan emosinya. "Terima kasih, Wati. Saya juga akan merindukan kalian. Tapi ingatlah meskipun saya tidak lagi di sini, saya akan selalu mendukung kalian dari jauh. Teruslah belajar dan kejar impian kalian."

Pak Rusdianto, Bu Wulan, dan Bu Susi juga tak ketinggalan memberikan ucapan selamat. Meskipun mereka turut merasa kehilangan, mereka bangga dengan pencapaian Bu Panca.

"Bu Panca, kamu memang pantas mendapatkannya. Kamu telah membuktikan bahwa meski dari desa dan dengan segala keterbatasan, kamu bisa bersaing dengan guru-guru lain di kota," ucap Pak Rusdianto dengan nada hangat. "Tapi tentu saja, kami akan sangat merindukan kehadiranmu di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun