Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta yang Terlarang

4 September 2024   13:50 Diperbarui: 4 September 2024   13:54 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Raharjo berdiri, matanya menyala dengan kemarahan yang tertahan. "Tidak ada solusi lain selain kalian berpisah. Kalian harus ingat siapa kalian dan apa yang menjadi tanggung jawab kalian terhadap keluarga ini."

Percakapan itu berakhir dengan ketegangan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Malam itu, Adi dan Rina merasa dunia mereka runtuh. Mereka tahu bahwa cinta mereka adalah cinta yang terlarang, tetapi mereka juga tahu bahwa perasaan itu tidak bisa begitu saja dihapuskan.

Di tengah kebingungan dan kesedihan, Dira muncul sebagai satu-satunya harapan. Ia mencoba menenangkan dan memberi nasihat kepada Rina dan Adi, memberikan mereka kekuatan untuk menghadapi konflik ini.

"Kalian harus kuat," kata Dira suatu malam ketika mereka berkumpul di beranda rumah. "Jika cinta kalian benar-benar kuat, kalian akan menemukan jalan keluar. Tapi kalian juga harus siap menghadapi kenyataan dan menerima konsekuensinya."

Rina dan Adi saling berpandangan, menemukan sedikit harapan dalam kata-kata Dira. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh dengan rintangan. Namun, dengan keberanian dan keteguhan hati, mereka berharap bisa menemukan jalan yang terbaik untuk semua.

Hari-hari setelah pengakuan itu dipenuhi dengan ketegangan. Keluarga besar Raharjo kini dibayangi oleh konflik yang tak kunjung reda. Pak Raharjo dan Bu Sulastri semakin sering terlihat murung dan cemas, sementara Budi dan Tono berusaha untuk tetap menjalani rutinitas mereka dengan normal.

Suatu pagi, Pak Raharjo mengumpulkan seluruh anggota keluarga di ruang tamu. Wajahnya tampak lelah, tetapi ia berusaha untuk tetap tegar. "Kita harus menemukan solusi untuk masalah ini. Tidak mungkin kita membiarkan situasi ini terus berlarut-larut."

Bu Sulastri mengangguk setuju. "Mungkin kita bisa meminta bantuan dari Pak Kades. Beliau bisa memberikan nasihat yang bijak untuk masalah seperti ini."

Adi dan Rina saling berpandangan dengan cemas. Mereka tahu bahwa melibatkan pihak luar bisa memperburuk keadaan, tetapi mereka juga mengerti bahwa keluarga mereka membutuhkan pandangan yang lebih objektif.

Pak Kades, seorang pria paruh baya yang dihormati di desa, datang sore itu. Ia mendengarkan dengan seksama semua yang diceritakan oleh keluarga Raharjo. Setelah mendengar semua pihak, ia akhirnya angkat bicara.

"Saya mengerti bahwa ini adalah situasi yang sangat sulit dan rumit," kata Pak Kades dengan suara yang tenang. "Namun, kita harus menghormati nilai-nilai dan tradisi yang ada. Cinta adalah sesuatu yang indah, tetapi kita juga harus memikirkan dampak jangka panjangnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun