Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta dalam Diam yang Menyakitkan

21 Agustus 2024   16:18 Diperbarui: 21 Agustus 2024   16:20 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap kali ada rapat tim Raka selalu duduk di sudut ruangan, memperhatikan Maya yang dengan penuh semangat mempresentasikan ide-idenya. Andi yang duduk di sebelahnya kadang-kadang melirik ke arah Raka, seolah mencoba membaca pikirannya. Keduanya memahami perasaan yang tak terucapkan tetapi memilih untuk tetap diam. 

Mereka bertiga sering menghabiskan waktu bersama saat makan siang . Mereka pergi ke kafe terdekat berbagi cerita dan tawa. Namun di balik keceriaan itu, Raka dan Andi menyimpan perasaan yang sama---cinta yang terpendam untuk Maya.

Setiap malam saat semua orang pulang, Raka sering kali tinggal lebih lama di kantor. Ia menyelesaikan pekerjaannya dengan tekun tetapi pikirannya selalu melayang pada Maya. Di saat yang sama, Andi juga sering kali terlihat masih bekerja di mejanya dan tenggelam dalam pekerjaan namun dengan pikiran yang penuh dengan bayangan Maya.

**********

Hari-hari berlalu dengan rutinitas yang sama tetapi hati Raka dan Andi terus bergejolak. Mereka tahu bahwa perasaan ini tak bisa terus disimpan, tetapi keberanian untuk mengungkapkannya belum juga muncul. Sementara itu Maya tetap menjadi sosok yang ceria dan bersinar di tengah-tengah mereka tanpa menyadari bahwa dua sahabatnya menyimpan cinta yang mendalam untuknya.

Suatu hari di tengah kesibukan proyek baru, muncul seorang karyawan baru bernama Lia. Lia adalah seorang perempuan yang cerdas dan penuh semangat dengan latar belakang pendidikan di bidang desain grafis. Kehadirannya membawa angin segar di lingkungan kantor. Maya segera menyambutnya dengan ramah dan tak lama kemudian mereka berdua menjadi teman baik.

Lia bekerja di tim kreatif membantu Maya dalam merancang materi iklan dan promosi. Keahliannya dalam desain membuat kampanye-kampanye pemasaran mereka semakin menarik. Raka dan Andi juga mulai mengenal Lia dan mereka berempat sering kali bekerja bersama dalam berbagai proyek.

Lia yang cepat akrab dengan rekan-rekan barunya, mulai menyadari dinamika yang terjadi antara Raka, Maya, dan Andi. Ia melihat bagaimana Raka dan Andi sering kali memperhatikan Maya dengan cara yang berbeda. Dengan nalurinya, Lia merasa bahwa ada sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan di antara mereka. Tanpa sepengetahuan mereka Lia bertekad untuk membantu menyelesaikan perasaan yang terpendam ini dengan harapan bisa membawa kebahagiaan bagi semua pihak.

Setiap kali mereka bekerja bersama, Lia secara halus mencoba untuk mendekatkan Raka dan Maya. Ia mengatur pertemuan kecil di luar kantor, seperti makan malam atau menghadiri acara pameran seni. Lia juga mendorong Andi untuk lebih terbuka dan mengungkapkan perasaannya kepada Maya. Namun tidak mudah bagi Lia untuk mengubah kebiasaan diam mereka yang sudah bertahun-tahun.

Di luar kantor Lia sering mengajak Maya untuk bertemu di kafe atau taman, berbicara tentang kehidupan, mimpi, dan perasaan. Maya merasa nyaman berbagi cerita dengan Lia tanpa menyadari bahwa Lia sebenarnya sedang mencoba memahami perasaannya. Sementara itu Raka dan Andi mulai merasakan perubahan dalam dinamika kelompok mereka. Kehadiran Lia membawa harapan baru tetapi juga menimbulkan kebingungan dan kecemasan.

Lia dengan cerdik mengatur momen-momen kebersamaan mereka. Suatu malam ia mengusulkan ide untuk nonton film di apartemennya. Semua menyambut ide itu dengan antusias, terutama karena film yang dipilih adalah genre komedi yang disukai semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun