Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semakin Mengenali Siswa dengan Pendekatan Enneagram Model Personality

18 Februari 2024   00:35 Diperbarui: 11 Juli 2024   23:23 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan lebih detail dan komprehensif:

  1. Penerimaan terhadap keberagaman: Penting untuk menciptakan lingkungan kelas yang mempromosikan penerimaan terhadap keberagaman. Hal ini mencakup menghormati berbagai bentuk ekspresi dan pendekatan belajar siswa, serta mengakui bahwa setiap individu memiliki potensi unik yang berharga.

  2. Memberikan ruang untuk ekspresi diri: Fasilitasi ruang dan waktu dalam kurikulum untuk siswa mengekspresikan diri mereka sendiri. Ini dapat dilakukan melalui proyek seni, presentasi, atau kegiatan kreatif lainnya di mana siswa dapat menunjukkan keunikan mereka dan mengekspresikan ide-ide mereka dengan cara yang mereka pilih.

  3. Mendorong eksplorasi dan percobaan: Dorong siswa untuk mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru. Ini dapat mencakup eksplorasi ide-ide baru, menciptakan karya seni yang unik, atau mengeksplorasi minat dan bakat pribadi mereka. Memberikan ruang untuk percobaan dan eksperimen membantu siswa menemukan kekuatan dan minat mereka sendiri.

  4. Memberikan umpan balik yang positif: Berikan umpan balik yang mendukung dan membangun kepada siswa tentang karya kreatif mereka. Hal ini tidak hanya memperkuat rasa percaya diri mereka, tetapi juga membantu mereka untuk terus berkembang dan meningkatkan keterampilan mereka.

  5. Menghargai keunikan setiap individu: Jangan lupakan untuk secara konsisten menghargai keunikan setiap individu dalam kelas. Ini bisa berupa pujian terhadap ide-ide yang inovatif, pengakuan terhadap prestasi individu, atau penekanan pada kontribusi unik yang setiap siswa bawa ke lingkungan kelas.

  6. Membangun komunitas yang inklusif: Akhirnya, penting untuk membangun komunitas yang inklusif di mana setiap siswa merasa didukung dan dihargai. Ini mencakup mendorong kolaborasi antara siswa, mempromosikan empati dan pengertian antara sesama, dan menciptakan lingkungan yang aman untuk berekspresi.

Dengan mengambil langkah-langkah ini, kita dapat memfasilitasi ekspresi unik dan kreativitas individu dalam lingkungan pendidikan yang inklusif, sehingga setiap siswa merasa dihargai dan didukung. Ini menciptakan landasan yang kuat untuk pertumbuhan pribadi dan akademis, serta memperkuat rasa identitas dan percaya diri siswa dalam menghadapi tantangan di dunia yang beragam.

(Secara khusus sebagai pendidik yang bekerja di lembaga pendidikan Katolik dan yang beriman Katolik, kita dapat menemukan inspirasi dalam Kitab Suci Perjanjian Baru yang mencerminkan trait dalam Enneagram Personality Model, seperti The Individualist (Individu). Salah satu perikop yang relevan adalah 1 Korintus 12:12-14, di mana rasul Paulus menulis, "Sebab sama seperti tubuh itu satu dan mempunyai banyak anggota dan semua anggota tubuh, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, demikian juga Kristus. Sebab kita semua, baik Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka, telah dibaptis dalam satu Roh untuk menjadi satu tubuh dan kita semua telah diberi minum oleh satu Roh." Ayat ini menggambarkan keberagaman dalam tubuh Kristus, di mana setiap anggota memiliki peran dan kontribusi yang unik. Hal ini mencerminkan ciri khas dari individu yang penuh perasaan dan kreatif, yang cenderung mengekspresikan diri secara unik. Paulus juga menekankan pentingnya menghargai perbedaan dan keragaman dalam tubuh Kristus, seperti individu yang mencari makna dalam kehidupan dan mengekspresikan diri mereka secara unik. Meskipun setiap anggota memiliki peran yang berbeda, semuanya diakui dan dihargai dalam tubuh Kristus, mengilhami para pendidik untuk menghargai keunikan setiap siswa dan memberikan dukungan untuk mengekspresikan diri mereka dalam lingkungan pendidikan.)

The Investigator (Penyelidik): Bagaimana kita dapat memanfaatkan ketertarikan penyelidik terhadap pemahaman yang mendalam dalam membantu siswa-siswa dengan berbagai kebutuhan belajar dalam lingkungan pendidikan inklusif?

Tipe kepribadian The Investigator (Penyelidik) dalam model Enneagram cenderung memiliki dorongan untuk memahami dunia secara mendalam. Mereka analitis, skeptis, dan suka mengeksplorasi berbagai konsep dan ide. Dalam konteks pendidikan inklusif, kita dapat memanfaatkan ketertarikan penyelidik ini untuk membantu siswa-siswa dengan berbagai kebutuhan belajar dengan berbagai cara yang mendalam dan komprehensif.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan lebih detail dan komprehensif:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    7. 7
    8. 8
    9. 9
    10. 10
    11. 11
    12. 12
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun