Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semakin Mengenali Siswa dengan Pendekatan Enneagram Model Personality

18 Februari 2024   00:35 Diperbarui: 11 Juli 2024   23:23 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberikan tantangan yang sesuai: Pembenah cenderung terdorong oleh tantangan dan kesempatan untuk meningkatkan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, penting untuk memberikan tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan minat mereka, yang mendorong mereka untuk terus berkembang dan mencapai potensi penuh mereka.

Dengan menerapkan pendekatan ini, kita dapat menggunakan standar tinggi yang dimiliki oleh pembenah untuk memotivasi dan mendukung siswa-siswa dengan beragam kemampuan dalam mencapai potensi penuh mereka dalam konteks pendidikan inklusif.

(Secara khusus sebagai pendidik yang bekerja di lembaga pendidikan Katolik dan yang beriman Katolik, kita dapat menemukan inspirasi dalam Kitab Suci Perjanjian Baru untuk memperkuat pemahaman tentang trait dalam Enneagram Personality Model, seperti The Reformer (Pembenah). Salah satu perikop yang relevan adalah Matius 5:48, di mana Yesus mengatakan, "Sebab itu hendaklah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga sempurna." Ayat ini menggambarkan sikap perfeksionis dan memiliki standar yang tinggi, yang merupakan ciri khas dari pembenah. Yesus menyerukan kepada para pengikut-Nya untuk meniru kesempurnaan Allah sebagai contoh yang diikuti, menunjukkan bahwa memperjuangkan kesempurnaan adalah bagian dari panggilan Kristen. Seperti halnya pembenah yang berusaha mengatur dan membenahi lingkungan sekitarnya, para pengikut Kristus juga dipanggil untuk memberikan contoh dan memperbaiki dunia di sekitar mereka dengan standar dan nilai-nilai yang tinggi, yang tercermin dalam kebenaran dan kasih yang mereka praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.)

The Helper (Pembantu): Bagaimana kita dapat memastikan bahwa pembantu juga merawat dan memperhatikan kebutuhan diri mereka sendiri sambil membantu siswa-siswa yang membutuhkan dukungan tambahan dalam lingkungan pendidikan inklusif?

Tipe kepribadian The Helper (Pembantu) dalam model Enneagram biasanya cenderung memiliki dorongan yang kuat untuk membantu dan melayani orang lain. Mereka penuh empati, murah hati, dan sering kali mengutamakan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan mereka sendiri. Dalam konteks pendidikan inklusif, penting untuk memastikan bahwa pembantu juga merawat dan memperhatikan kebutuhan diri mereka sendiri sambil membantu siswa-siswa yang membutuhkan dukungan tambahan.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan lebih detail dan komprehensif, kita dapat melakukan beberapa langkah:

  1. Promosikan kesadaran diri: Pertama-tama, penting untuk membantu pembantu mengembangkan kesadaran diri tentang kebutuhan dan batas-batas mereka sendiri. Ini dapat dilakukan melalui refleksi pribadi, diskusi kelompok, atau praktik meditasi. Dengan memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik, pembantu dapat lebih efektif dalam menjaga keseimbangan antara membantu orang lain dan merawat diri sendiri.

  2. Mendorong perencanaan diri yang sehat: Bantu pembantu untuk mengembangkan kebiasaan perencanaan diri yang sehat, termasuk penjadwalan waktu untuk istirahat, relaksasi, dan aktivitas yang menyenangkan. Ini membantu mereka untuk tidak terlalu terpaku pada membantu orang lain sehingga mereka lupa untuk merawat diri sendiri.

  3. Tawarkan dukungan dan sumber daya: Sediakan pembantu dengan informasi dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk merawat diri mereka sendiri, seperti saran tentang manajemen stres, teknik relaksasi, atau akses ke layanan kesehatan mental. Pastikan bahwa mereka merasa didukung dalam perjuangan mereka untuk menyeimbangkan kebutuhan diri mereka dengan tugas membantu orang lain.

  4. Beri ruang untuk refleksi: Berikan kesempatan kepada pembantu untuk berbicara tentang pengalaman mereka, termasuk tantangan dan kelelahan yang mungkin mereka alami dalam membantu siswa-siswa dalam lingkungan pendidikan inklusif. Mendengarkan dengan empati dan memberikan umpan balik yang positif dapat membantu mereka merasa didukung dan dihargai.

  5. Ajarkan keterampilan self-care: Selain memberikan dukungan emosional, ajarkan pembantu keterampilan praktis untuk merawat diri mereka sendiri, seperti teknik relaksasi, latihan pernapasan, atau kegiatan yang meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat memastikan bahwa pembantu juga merawat dan memperhatikan kebutuhan diri mereka sendiri sambil tetap membantu siswa-siswa yang membutuhkan dukungan tambahan dalam lingkungan pendidikan inklusif. Ini penting untuk mencegah kelelahan dan kelebihan beban, serta memastikan bahwa pembantu dapat memberikan dukungan yang optimal kepada siswa-siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun