Mohon tunggu...
Lilis Puspitosari
Lilis Puspitosari Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Menulis apa yang terjadi di sekitar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lelaki Kecil Penunggu Pohon Gayam

6 Juli 2019   19:44 Diperbarui: 6 Juli 2019   19:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pembicara kedua adalah seorang laki-laki muda yang penuh percaya diri yang duduknya persis di depanku.  Pemuda ini mendapat penghargaan Kalpataru dari pemerintah karena usahanya menanami hutan yang gundul di daerah Kediri.

"Adakah yang tahu ini buah apa? Nanti saya beri hadiah"tanyanya sambil menunjukkan buah berwarna hijau bulat seperti ginjal.

"Gayam" tanpa berfikir aku langsung berdiri dan menjawab

"Betul sekali, ayo kasih tepuk tangan buat mbak yang satu ini" seluruh ruangan bergemuruh dengan tepuk tangan "Oh ya siapa namanya Mbak?, trus bisa diceritakan darimana Mbak tahu buah gayam ini"

"Nama saya Nira, saya tahu buah gayam ini dari sahabat kecil saya yang namanya Tirta"

Pembicara itu tiba-tiba mukanya memerah

"Nira, Nira yang dulu kecil itu.... yang suka minum air dari sendang? " tanyanya seperti berbisik.  Aku mengangguk dan heran.  Pembicara itu tersenyum simpul

"Luar biasa.... benar-benar luar biasa, saya menanami hutan-hutan gundul yang kering dengan pohon gayam ini, akhirnya daerah yang kering itu sekarang menjadi seperti surga yang dipenuhi dengan mata air.  Pohon gayam selain mampu menarik air , buahnya juga punya nilai ekonomis yang tinggi bagi warga" dia melanjutkan bicaranya "Luar biasanya pohon gayam ini mengantarkan saya mendapat penghargaan Kalpataru, dan yang tidak terduga sama sekali akhirnya saya menemukan sahabat saya masa kecil dulu yaitu Nira"

Semua orang di ruangan ini langsung menatap ke arahku, aduh rasanya seperti  mau pingsan..........malu dan gembira bercampur aduk.

"Dahulu semasa kecil saya dipanggil dengan Tirta karena dari kecil saya  suka dengan air dan setiap hari main air, betulkan Nira" katanya sambil menatapku, akupun seperti dihipnotis ikut mengangguk.

Tirta berdiri dengan gagahnya dan melanjutkan pembicaraanya" Disadari atau tidak,  air adalah kebutuhan paling utama bagi manusia, tanpa air maka tidak ada kehidupan. Begitu juga kebutuhan akan oksigen.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun