“Itu pasti lukisan Ergos, sepupuku. Dia senang membuat awan-awan berbentuk jari jemari,” aku menunjuk barisan awan di sebelah sana.
Bella tersenyum lalu meletakkan tangannya di dadaku. Pada awalnya dia memang selalu berpikir aku masih merindukan Ephamus. Tapi seiring waktu dia sadar sudah takdirku dan sudah takdir kami untuk hidup bersama di bumi ini.
Biarlah Ephamus menganggap aku seorang pengkhianat yang menyedihkan. Aku merasa benar-benar bahagia di bawah sini. Bertemu cinta sejati dan membangun keluarga yang baru . Mengurus pertanian kecil untuk penghidupan kami, memindahkan keindahan alam ke atas kanvas dan merangkai mimpi-mimpi masa depan kami.
Siapa bilang kefanaan itu menyedihkan?
____
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H