Saat hendak menyebut nama salah satu tanaman, terdengar suara guntur yang memekakkan telinga.
“ENDORRAAASSS…!! WAKTUNYA HAMPIR TIBAAA….!!”
Suara menggelegar itu terdengar memenuhi langit. Itu suara ibuku. Dia rupanya sudah mengetahui keberadaanku di tempat ini.
Bella terheran-heran.
“Apa yang terjadi? Mengapa kamu nampak kebingungan?”
Bella sepertinya tidak bisa mendengar suara langit itu.
“Aku harus segera pergi, Bella. Aku akan kembali besok malam. Aku harus pergi…”
“Mengapa? Bagaimana dengan ibuku?”
“Dia akan baik-baik saja, aku janji.”
Lalu tanpa memerdulikan reaksi Bella lagi, aku segera berlari ke arah balkon dan melompat beberapa kali sampai tiba di punggung Dophan tungganganku yang sudah siap sedia di atas atap rumah.
“Ayoo….!!”