Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelukis Langit: Kefanaan yang Indah

30 Maret 2017   22:08 Diperbarui: 30 Maret 2017   22:32 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: kabarmakkah.com

Aku pun memacu merpati raksasa itu terbang secepat mungkin ke arah langit.

Tapi sepertinya terlambat….

Secercah cahaya fajar muncul di ufuk timur. Kegelapan malam segera akan berganti dengan pagi. Suara ibuku kembali terdengar memenuhi langit. Dia memanggil namaku dengan suara pilu.

Dophan tungganganku terus saja terbang, sementara tubuhku melayang dengan deras ke arah bumi. Pada setiap helaan napasku, aku merasa semakin dekat dengan kefanaan.

**

Dua tahun kemudian

Aku membuka kedua mataku dan membiarkan hidungku menghirup udara lembah sepuasnya.

Saat ini aku dan Bella sedang melepaskan lelah setelah seharian mengurus ladang dengan berbaring menghadap langit beralas rerumputan. Di bawah sana, dengan cekatan ibu memetik bulir-bulir anggur yang siap dipanen. Dia menolak saat kami memintanya untuk istirahat. Katanya terus bekerja selagi mampu adalah caranya mensyukuri kesembuhan dari penyakit lumpuh yang pernah dideritanya.

Sementara itu, Ninoy putra pertama kami tertatih-tatih mengejar seekor anak kelinci dengan tawa gembira.

 “Hei…,”

Bella menyahut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun