Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelukis Langit: Kefanaan yang Indah

30 Maret 2017   22:08 Diperbarui: 30 Maret 2017   22:32 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari: kabarmakkah.com

“Aku tidak mungkin meninggalkan ibu sendirian di sini.”

“Ibu?”

“Ya. Aku harus merawat ibu yang menderita lumpuh sejak ayah meninggal hampir sepuluh tahun yang lalu.”

Mengapa aku tidak tahu persoalan Bella yang satu ini?

 Kamu tinggal bersama ibumu di sini?”

“Ya, Tuan. Dia tidur di kamar bawah.”

“Bukankah keributan kita pasti telah mengganggu tidur nyenyaknya?”

Bella menggeleng sedih. “Dia tuli sejak lahir, Tuan. Jadi… bagaimana mungkin aku… aku meninggalkannya.”

Aku menggenggam tangan Bella.

“Kalau tuli sejak lahir mungkin sedikit sulit. Tapi penyakit lumpuh, aku tahu cara membuat ramuan yang bisa menyembuhkannya. Kita hanya perlu beberapa tanaman obat, hanya entah bagaimana kalian di bumi memberi nama tanaman-tanaman ini.”

“Katakan saja namanya…,” pinta Bella.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun