Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pelukis Langit: Kefanaan yang Indah

30 Maret 2017   22:08 Diperbarui: 30 Maret 2017   22:32 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat hendak menyebut nama salah satu tanaman, terdengar suara guntur yang memekakkan telinga.

“ENDORRAAASSS…!! WAKTUNYA HAMPIR TIBAAA….!!”

Suara menggelegar itu terdengar memenuhi langit. Itu suara ibuku. Dia rupanya sudah mengetahui keberadaanku di tempat ini.

Bella terheran-heran.

“Apa yang terjadi? Mengapa kamu nampak kebingungan?”

Bella sepertinya tidak bisa mendengar suara langit itu.

“Aku harus segera pergi, Bella. Aku akan kembali besok malam. Aku harus pergi…”

“Mengapa? Bagaimana dengan ibuku?”

“Dia akan baik-baik saja, aku janji.”

Lalu tanpa memerdulikan reaksi Bella lagi, aku segera berlari ke arah balkon dan melompat beberapa kali sampai tiba di punggung Dophan tungganganku yang sudah siap sedia di atas atap rumah.

“Ayoo….!!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun