Aku mau menyampaikan kebenaran kepadamu. Sebenarnya saat ini aku sedang hamil dua bulan, Raka. Mantan pacarku pelakunya. Itulah yang membuat aku ragu menjalin hubungan yang lebih serius denganmu. Tapi kemarin tanpa disangka-sangka, laki-laki itu datang bersama orang tuanya untuk melamarku. Kedua keluarga besar telah setuju. Kami akan pindah ke Pekanbaru, untuk memulai hidup baru di sana.
Kamu tetap cinta pertamaku, Raka, sampai kapanpun. Maaf hanya bisa berpamitan lewat WA ini.
Seperti itu rupanya aral yang merintangi jembatan hati Clarisa. Kedua jempolku hendak menari untuk membalas pesan Clarisa. Tapi otakku mendadak kosong, entah mengapa. Mungkin karena pesan ini cukup membuatku terpukul.
aku merasa hidup ini kembali berwarna setelah perjumpaan pertama kita.
Mungkin kata-kata Clarisa ini yang juga tepat untuk menggambarkan perasaan yang telah terbangun dan harus kembali terpuruk.
Terima kasih. Selamat tinggal.
Biasa aku suku berkata-kata. Tapi kali ini hanya empat kata itu yang bisa aku ungkapkan untuk membalas pesan Clarisa.
Memang benar, barang bagus pasti cepat laku.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H