Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Transit

25 Februari 2017   23:52 Diperbarui: 26 Februari 2017   18:00 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Masih dong,” kami bersalaman. “Bagaimana kabar kamu, Sa?”

“Masih hidup…,” candanya.

Anak ini semakin cantik dan dewasa saja nampaknya. Beda dengan… 15 atau 16 tahun lalu. Wajar memang sebenarnya. Tapi entah mengapa aku begitu pangling dan terpesona dibuatnya.

Seorang bocah berusia tiga tahunan berlari kecil melintas di sisi meja kami. Clarisa berteriak kecil lalu buru-buru menangkap tubuh bocah itu. Keduanya tertawa, sebelum Clarisa menyeret buruannya kembali ke arahku.

Memang barang bagus pasti cepat laku.

Sial, Clarissa sepertinya bisa menangkap perubahan ekspresiku sehingga buru-buru mengklarifikasi

“Ini, Charles, Raka. Keponakan aku. Charles, ayo salam sama Om…”

Hah? Syukurlah…

---

Pertemuan kami malam itu meninggalkan kesan mendalam untukku.

Clarisa adalah mantan pacar zaman cinta monyet di SMU dulu. Kalau tidak salah kami berpacaran setahun atau lebih sedikit dan saat aku melanjutkan kuliah di Jakarta kami putus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun