Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apa yang Kamu Pikirkan Ketika Hujan?

11 Februari 2016   20:21 Diperbarui: 11 Februari 2016   23:34 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Yeee… siapa juga yang minta begitu. Mm.. kamu tidur depan TV aja boleh ya. Biar jangan jauh-jauh…”

Aku menggaruk-garuk kepala membayangkan nyamuk-nyamuk kesasar yang melahap tubuhku nantinya. Tapi aku menyanggupinya juga. Maya pun mengangkat tangan tinggi-tinggi persis ibu-ibu arisan menang lotere.

*****

Haaaahh……!! Listrik padam?!

Entah sudah berapa lama aku terlelap. Begitu tersadar, suasana rumah gelap gulita. Sesekali hanya berkas sinar petir dari luar sana yang menyeruak masuk melalui sela-sela kain korden. Badanku terasa penat sekali. Aku pun beranjak perlahan dari sofa yang jadi alas tidurku malam ini.

Apa Maya baik-baik saja? Itu pertanyaan pertama yang muncul dalam benakku. Aku pun memanggil namanya dari luar kamar. Tak ada jawaban.

Aku ingat, aku meletakkan korek api untuk menyulut obat anti nyamuk bakar di sekitar meja tamu. Aku pun meraba-raba seluruh permukaan meja. Ah, aku berhasil menemukannya. Aku memantik korek api itu sekali sentak.

Ruang tamu menjadi sedikit lebih terang tapi……

“Aarggh…!!”

Aku jatuh terjengkang karena terkejut setengah mati. Ruangan kembali gelap gulita. Seperti ada sosok wanita di depan pintu kamar yang ditempati Maya. Aku melihat wajahnya sekilas di balik rona cahaya korek api. Wajahnya begitu pucat dan menatapku dengan sendu. Anehnya, wajah itu seperti familiar.

Ah, aku tidak boleh berpikir dulu saat ini. Tanganku aku gerakkan cepat untuk meraih korek api yang terjatuh di sampingku. Cahaya dari korek api kembali terpancar. Sosok itu masih ada disana. Aku benar-benar merinding sekarang…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun