“Kan ada kamu yang nganterin….,”
Aku mengerling ke atas dengan ekspresi pura-pura letih.
“Tuh kan, giliran diminta tolong susaaaah banget. Ayo dong beb, udah hampir malam nih... Aku ada janji sama Nirina dan Helen sebentar.”
Aku tercekat. Helen?
Bersamaan dengan itu tiba-tiba terdengar suara petir menggelegar memekakkan telinga. Aku dan Maya refleks menutup kuping masing-masing.
“Kok Helen?”
“Iya, sori… sori…! Aku salah, maksud aku Ruby. Kok bisa salah sebut gitu ya?” sahut Maya.
Kami berdua terdiam sebentar.
“…Ya udah. Aku antar pulang sekarang ya. Mesti buru-buru nih. Biasa kalau hujan begini jalanan di depan kompleks banjir parah.”
“Rob…,”
Ada keragu-raguan dari mata Maya.