Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apa yang Kamu Pikirkan Ketika Hujan?

11 Februari 2016   20:21 Diperbarui: 11 Februari 2016   23:34 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maya telah menyalin pakaiannya dengan kaos oblong milikku. Gadis yang telah menjadi kekasihku setahun ini terlihat lincah membalik ikan Kerapu utuh di atas minyak panas. Makhluk malang itu akan jadi menu makan malam kami. Di belakang, aku kebagian tugas mengiris bawang, tomat dan cabe untuk bahan sambal.

Sejak tadi aku berusaha menghibur kegalauan yang kadang-kadang muncul dari wajahnya dengan guyon-guyon segar. Aku puas jika dia bisa tertawa lepas.

Walaupun kami sudah berpacaran lama, jarang-jarang kami bisa berdua seharian seperti hari ini. Kami punya kesamaan, sama-sama workaholic dan ambisius dalam mengejar target-target yang dibebankan perusahaan kami. Dia seorang manajer pemasaran, sedangkan aku supervisor pembiayaan. Jadi rasanya bahagia, saat waktu senggang kami tibanya bersamaan dan kami bisa larut dalam momen seperti ini.

Sebenarnya ada pekerjaan yang aku bawa pulang. Besok pagi aku harus memberikan report mingguan pada atasan, budaya perusahaan kami saban Senin tiba. Tapi aku bisa mengerjakannya subuh besok. Jam-jam ke depan ini biarlah menjadi milik kami berdua.

Kami pun menghabiskan malam dengan menonton record acara stand up comedy, melahap berita politik dan mengomentarinya persis pengamat profesional lalu menonton satu dua film box office di channel TV kabel.

Sampai waktu menunjukkan jam 10 lewat 30 menit, Maya sudah beberapa kali menguap panjang.

Aku pun mempersilahkannya menempati kamar tamu. Rumah yang aku kontrak dua tahun terakhir ini memiliki tiga kamar. Dua kamar utama dan satu kamar tamu. Kamar tamu terletak di sisi ruang nonton. Luasnya terbatas memang, tapi aku selalu menjaganya tetap bersih, karena sesekali ada sanak keluarga dari kampung yang mampir atau transit.

“Terus kamu tidur dimana?” tanyanya.

“Ya, di tempat tidur dong, masa di toilet...,” candaku.

Maya sedikit merajuk.

“Memang kamu maunya aku tidur dimana?" tanyaku. "Bareng-bareng gitu? Kan belum boleh…!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun