Mohon tunggu...
Permana Santana
Permana Santana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

We born alone, live alone and die alone..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hujan Setelah Pelangi: Elegi Wulandari

25 Desember 2015   17:00 Diperbarui: 25 Desember 2015   17:03 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Tantan masih terbuai dalam lamunan, secara tiba-tiba rekan kerjanya Irwan menepuk pundaknya,

“Woi kenapa kau Tan?”, bisik Irwan

“Hah, kenapa kenapa Wan?!”, jawab Tantan spontan

“Kau kenapa Tan, kok bengong sambil senyum-senyum?!”

“Hah, kapan gue senyum-senyum?”

“Hayo ngaku senyum-senyum kenapa Tan, lagi ngelamun jorok ya!” ejek Irwan.

“Hush ngarang aja kau Wan, gue tadi lagi dzikir Wan! Hahahaha..Ayo kerja-kerja!”

Tantan dan rekannya pun kembali pada aktivitasnya. Walau dalam lubuk hatinya, Tantan merasa ada sedikit ganjalan dan rasa penasaran.

Semenjak hal menakjubkan yang Tantan alami, hidupnya agak sedikit tidak tenang. Dalam benak Tantan, senyum teduh nan lentik tersebut tak hentinya menghilang. Tantan berusaha sekuat hati melupakan senyum itu, tetapi sebesar itu pula senyum tersebut menyerang pikiran dan hatinya. Gelisah.

*****

Kecantikanmu, Mukjizat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun