Sementara hujan turun makin deras, Pelangi pun berlari mencari tempet berteduh.
Tapi Tantan tidak bergeser sedikitpun dari bumi yang dipijaknya.
“Tan, kamu ngapain? Cepat kesini, hujannya semakin deras!!” teriak Pelangi.
Tantan tak bergeming.
Kemudian kejadian aneh dan ajaib terjadi. Tantan melihat raganya secara perlahan terkikis, seiring tetes air hujan yang menghujam tubuhnya yang makin keras.
Tak lama berselang, Tantan menyadari bahwa separuh raganya hampir lenyap terhempas hujan. Sampai akhirnya, benar-benar lenyap diiringi teriakan dan isak tangis Pelangi.
Hujan adalah manifestasi Tuhan dalam menebarkan rindu.
Oleh karenanya, hujan adalah antitesisku.
Semakin deras tetesmu, semakin raib pula diriku.
- Sajak Debu -
Setiabudi, Jakarta Selatan, 25 Desember 2015 pukul 01.25 WIB
Teruntuk Pelangi Wulandari yang tak pernah mungkin aku miliki.
Aku selalu mencintaimu, Pelangi.