Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengangguran

25 Januari 2023   17:00 Diperbarui: 25 Januari 2023   17:03 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak berselang lama. Gunawan lahir. Bayangan menjadi bapak dan ibu terasa di ruangan itu. Mereka menghela napas. Ada ketakutan, seolah anak yang dilahirkan itu tidak akan membawa guna dalam kehidupan keras di kota.

"Selamat untuk kelahiran putra pertamanya. Siapa nama anak laki-laki ini?" tanya seorang suster.

"Gunawan ! Tidak ada gunanya merasakan kesedihan terus menerus. Anak ini menjadi doa. Meski dia tidak berbuat apa-apa. Aku harap dia menjadi orang yang berguna !"

"Aku juga berharap akan hal yang sama !" kata penarik becak. Ia mulai panik. Tak punya uang untuk membawa pulang bayinya.

***

Gunawan memang dikenal tanpa orang tua. Konon, bayinya dulu ditemukan di balai desa. Orangtuanya membuang karena tidak punya uang untuk menghidupi.

"Kasihan. Kalau membuat saja ramai-ramai. Kalau sudah jadi begini, dibuang saja !" kata orang yang menemukan Gunawan kecil.

Ada tulisan di tempat tidur Gunawan kecil, sebuah doa. "Tuhan, semoga anak ini ketika besar nanti menjadi pengangguran yang berguna. Ia bisa mendengarkan cerita dengan baik. Hingga, tidak semua orang bisa menghakimi kami karena sulitnya hidup !"

Cerita soal pengangguran menjadi menarik ketika teringat Gunawan. Orang yang oleh orangtuanya didoakan menjadi pengangguran. Banyak menganggap, Gunawan membawa berkat meski dia mengangguran. Hingga, suatu malam, Gunawan ditemukan tak bernyawa di dekat rumah Pak Darso.

"Ia terkena serangan jantung !" kata Pak Darso.

                                                                                                                Sleman, Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun