"Baru kini aku menyadari semua itu Mas. Itu tanda cinta yang kamu tunjukkan. Walau caranya tidak kupahami." Air mata Selsa bertambah deras, terdengar dia sesenggukan.
Baca juga:
Wahai pujangga cinta.
Mungkin puisimu mengguncang dunia.
Bisa jadi rayuanmu meluluhkan hati banyak wanita.
Tidak heran karyamu menggelorakan rasa.
Namun puisimu tak dapat mengalahkan perhatiannya.
Rayuanmu tak seindah kecemburuannya.
Karyamu tak semanis canda tawanya.
Gubahanmu tak sebanding cintanya.
Tangan Selsa terbuka menghadap langit, ia berkomat-kamit berdo'a.