"Betul," Selsa mengiakan.
Itulah cerita yang terjadi diantara mereka. Hingga waktu berlalu. Dan dunia berputar. Ada yang datang ada yang pergi. Cinta timbul dan tenggelam. Hari menggerogoti semua, Â termasuk umur. Takdir menentukan mas AA dipanggil duluan oleh yang Maha Kuasa. Menyisakan kesedihan di hati Selsa.
Namun waktu juga yang mengobati semua. Begitu pula dengan kesedihan Selsa. Kini dia bisa mengikhlaskan kepergian mas AA dari sisinya dan melanjutkan kehidupan seperti biasa.
Jika sesekali Selsa teringat dengan mas AA, dia akan duduk-duduk di taman sambil membayangkan kenangan indah mereka di masa lalu. Dan malam ini dia sedang duduk bersama-sama dengan anaknya di teras menghadap taman. Tampak mereka masing-masing asyik dengan kegiatannya. Selsa melamun, anaknya sedang membaca buku.
"Mah, ajarin aku tulisan ini dong," pinta anaknya sambil menyodorkan buku yang ia pegang membuyarkan lamunan Selsa.
"Mana yang mau mamah ajarin?" Jawab Selsa sambil melihat buku yang disodorkan.
"Ini nih yang huruf kurawal mah," jawab anaknya sambil menunjuk dengan jarinya.
"Bentar, mamah baca dulu."
Selsa membacanya dengan teliti. Sebenarnya dulu ia pernah belajar tulisan ini namun sudah lupa. Maklum tidak pernah dipakai lagi dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang wajar.
"Jadi gini, tulisan ini dibaca ha na sa wa la da ta ca ra ka. Nah kalau ada tanda ini sa jadi se, kalau ada tanda ini jadi su," Selsa mulai menjelaskan huruf-huruf itu kepada anaknya. "Gimana kamu sudah mengerti?" Tanya Selsa ketika selesai mengajari anaknya
"Mengerti Mah."