Mohon tunggu...
Abdul Rahmat
Abdul Rahmat Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka dengan puisi dan novel. Menulis karena sudah jatuh cinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gaun Merah

12 Februari 2023   19:45 Diperbarui: 12 Februari 2023   20:50 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Agna mencoba memutar ke bawah knop pintu kayu itu dan mendorong pelan. Tidak terkunci. Ia menuruni tangga kayu ke ruang bawah yang sepertinya berfungsi sebagai gudang. Suara lirih mulai terdengar di telinga Agna. Ia mendekati sumber suara itu, walau masih dengan rasa takut yang tersisa. Menyalakan lampu senter di telepon genggamnya untuk membantu penerangan.

Mata Agna membelalak ketika melihat sesuatu di depan matanya. Seorang perempuan bergaun merah meringkuk di sudut ruangan dengan kondisi yang mengerikan. Kedua tangan dan kaki yang terikat. Sekujur tubuhnya dihiasi darah berwarna merah yang lebih pekat dari warna gaun itu. 

“Tolong…” suara lirih wanita itu membuat Agna merinding.

Agna segera membalikkan badan untuk kembali ke atas. Ternyata Aufa sudah berdiri di hadapan Agna. Tatapan lelaki itu menakutkan. Melihat tatapan itu menggidikkan bulu roma Agna.

“Aufa, ini apa?” tanya Agna heran. 

“Kenapa harus kamu?” Aufa malah balik bertanya. 

“Jadi kamu adalah…” ucap Agna terbata-bata.

“Yang ke sepuluh.” Aufa tersenyum lebar.

Dua hari berikutnya…

Judul sebuah berita di halaman depan surat kabar…

Terjadi Lagi! Mayat Gadis Bergaun Merah Ditemukan di Pinggir Sungai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun